“So which of the favors of your Lord would you deny?” – (Noble Qur'an - Surat Ar-Rahman 55:19-21)

[ENTRY POST] 30 menit Menulis 9 : I Found it

Bismillah...
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang 
04 april 2016 07.59 PM



2 april 2016, 10.42 PM

I spent my time everyday thinking what to write.
I spent a half of night thinking what to write.
In the end, I got nothing.

I should start reading.
Let me sleep and see will I be able to write things tomorrow morning?
Why.

Hai, I am here.
10.34 AM

You know, period is painful.
You male population should be thankful.

Okay, jadi. Baru saja saya ingat perbincangan saya dengan seorang teman yang sedang menuntut ilmu di negeri matahari terbit, Jepang.

Sejujurnya, saya adalah Japan enthusiast. Saya suka hal-hal yang berbau Jepang, entah itu budaya, pariwisata, entertainmen, maupun orang-orangnya. Semuanya berawal ketika kakak saya bekerja di sana, setiap minggu kakak saya menelpon ke rumah dan banyak bercerita tentang kebersihan, keteraturan, kerapihan, apapun. Sejak saat itu saya ingin sekali pergi ke sana. Sampai sekarang.

Japanese people are a worka holic. Time is money for them.
Itu yang saya simpulkan dari cerita-cerita kakak saya.

Pembicaraan saya dan teman saya berarah ke masalah Agama.
Japan has no religion. Secara umum. Ada di antara mereka yang memeluk agama seperti Kristen, muslim di sana menjadi minoritas, sangat. Saya jadi teringat sesuatu. Saya menggemari salah satu grup di Jepang dan sempat mengetahui beberapa informasi tentang beberapa artis Kpop. Grup band Jepang yang saya suka adalah lima orang pria that can bring happiness to the whole world just by watching them sing on stage or do a variety show.  Ini.

Saya kagum kepada mereka. Mereka debut tahun 1999, dan mereka mencapai puncak kesuksesan baru setelah 9 tahun mereka berkarir di dunia hiburan, sampai sekarang. Mareka masih di puncak. They take a ladder to where they are right now. Bukan naik escalator atau lift, It is safe to say they don’t use any shortcut.

Setidaknya ada satu dua hal yang bisa saya pelajari dari mereka, tidak menyerah dan selalu melakukan yang terbaik, kapanpun. Karena upaya tidak akan pernah menghianati hasil.

Mereka adalah contoh. Mereka mendapatkan semuanya, popularitas, harta, jutaan penggemar. Tapi, mereka adalah orang yang paling rendah hati yang pernah saya tahu. Salah satu attitude yang saya sukai dari mereka adalah mereka melihat menjadi seorang idola adalah pekerjaan bukan lifestyle. They are so kind fyi.

Ada satuhal yang selalu saya pikirkan. Mereka mendapatkan semuanya. They are kind, they are down to earth, they are popular, they got those attractive face, they are cheerful, they seems happy, they enjoy what they do, they are Japan’s no. 1 and most favtorit group. Apa yang kurang dari mereka? Suatu hari sayamembaca sesuatu yang seakan menjawab pertanyaan saya.

“Peace in mind” adalah sesuatu hal yang sulit didapat

Saya ingin mengartikan ini sebagai ketenangan.
Saya setuju, ketenangan adalah sesuatu yang sulit didapat dan harganya sangat mahal. Mengutip kata seorang teman di akun facebook miliknya, ketenangan seorang muslim bisa didapat jika dia istiqamah. Tetapi dalam lingkup yang lebih luas, ketenangan seorang muslim dilatih dan didapatkan ketika ia sedang bertemu dengan Rabbnya bukan? Menurut saya, Sholat adalah kuncinya.

Masih belum jelas apa hubungan dari semua ini?

Saya pernah bilang bahwa “Sholat is my only escape” ketika saya dalam keadaan down. Ini hal yang tidak bisa dilakukan mereka yang tidak beragama. Pelarian mereka adalah beer, dan alcohol entah dalam keadaan senang mupun sedih. Tipikal. Saya tidak hanya berbicara tentang artis idola Jepang, tapi mereka yang melakukannya. Alasan ini kenapa mereka tidak bisa mendapatkan keadaan “peace in mind”.

Tentu saja ada saat-saat mereka melakukan hal-hal luar biasa. Seperti ketika mereka melakukan konser untuk membantu rekonstruksi di Miyagi, Tohaku region yang terkena gempa bumi dahsyat pada tahun 2011 . Total keuntungan dari konser tersebut mencapai 900 milyar rupiah dan digunakan untum membangyn kembali kota. Sesuatu yang sangat besar dan h anya bisa dilakukan oleh mereka, they did something great, they must be happy kan?

“Peace in mind” adalah sesuatu hal yang sulit didapat

Bahkan setelah melakukan hal besar seperti itu “peace in mind” masih sulit didapatkan.

Apa yang didapat dari tulisan ini?
Tidak ada?
Saya hanya ingin mengatakan I am thankful I was born in a muslim family.
Tapi, It is safe to say saya muslim bukan hanya karena keluarga saya muslim. 22 tahun akan sangat sia-sia kalau saya belum menemukan diri saya dan siapa tuhan saya. And more than anything it is really safe to say, I found it.

Comments

Popular Posts