“So which of the favors of your Lord would you deny?” – (Noble Qur'an - Surat Ar-Rahman 55:19-21)

[ENTRY POST] 30 menit Menulis 6 : a glimpse of memory

Bismillah...
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
3 april 2016, 12.19 AM




Rabu, 30 maret 2016
11.22PM

Hari ini entah kenapa entah angin dari mana. Saya teringat tentang sesuatu yang saya lakukan sekitar 3 tahun yang lalu. FIM 2013. Ini bukan janji, tetapi saya yakin FIM 2013 adalah kenangan yang berharga yang tidak akan pernah saya lupakan. Bukan tentang seberapa banyak peserta yang datang pada rangkaian acara FIM 2013. Bukan pula tentang seberapa banyak uang yang terkumpul untuk didonasikan. Tapi tentang kami, tentang ukhuwah kami.
Saya baru menyadari, “Oh saya pernah bekerja sebegitu kerasnya.” Setelah tiga tahun kegiatan tersebut berlalu. Hanya kenangan yang tersisa.
Saya masih ingat dengan jelas ketika saya ditunjuk menjadi sekretaris divisi acara. Saya masih ingat dengan jelas, saya tidak menghadiri rapat perdana waktu itu. Saya masih ingat ketika kami divisi acara menuliskan biodata kami di selembar kertas, nama, tanggal lahir, apa yang disukai, apa yang dilakukan ketika badmood dan sebagainya. Saya masih ingat dengan jelas, bukan saya yang menulis ulang data tersebut. Saya tidak begitu yakin kenapa bapak Koordinator meminta kami menuliskan hal tersebut, padahal sebelum menjadi panitia kami diwajibkan registrasi kembali. Sampai suatu saat dia mengirim pesan tentang salah satu anggota yang berulang tahun hari itu. “Ah.. beginilah caranya..” pikir saya waktu itu.
12 Oktober 2013 adalah puncak acara FIM 2013 yaitu seminar, tetapi ada rangkaian acara sebelumnya yaitu Islamic book fair dan lomba-lomba yang dimulai 2 minggu sebelumnya.
Kami memulai rapat setelah selesai UAS waktu itu akhir bulan mei. Sekitar 2 minggu, setelah itu sebagian besar dari kami pulang kampung karena libur UAS dan Ramadhan. Tapi, kami kembali ke kampus lebih awal karena banyak hal yang harus dilakukan salah satunya rapat dan persiapan. Intensitas pertemuan panitia sangat tinggi. Kami bekerja sangat keras agar acara kami terlaksana.  Sangat bekerja keras. Saya merasa bahwa saat itu, waktu, energi, dan pikiran saya tercurah untuk FIM. Ah.. Good times.. Sampai akhirnya acara selesai. Saya melihat wajah lelah di sana. Juga wajah-wajah bahagia karena acara telah selesai. Saya masih ingat kami harus berjalan dari audit FPIK sampai FMIPA membawa perabotan dekorasi dan kebutuhan acara lainnya. Good times.. Saya juga masih ingat, Saya tidur lelap malam itu.
Saya belajar banyak dari FIM, sangat-sangat banyak. Saya belajar banyak tentang kepemimpinan dari koordinator kami. Saya belajar banyak tentang ‘bekerja keras untuk Allah’ dari sekertaris kegiatan dan divisi registrasi, Rani, Allah menyaksikan apa yang kamu lakukan untuk FIM, tidak ada sedikitpun yang luput dari pandanganNya, terima kasih banyak. Saya belajar banyak tentang ‘kepercayaan’. Saya belajar banyak tentang perjuangan. Saya belajar banyak tentang sesuatu yang disebut pembagian. Dalam suatu kepanitiaan,  yang perlu kita lakukan adalah fokus dan lakukan yang terbaik pada bagian kita, serta percaya lah pada orang lain.
FIM bukanlah acara dengan peserta yang sudah pasti datang seperti Masa Perkenalan atau acara musik dengan banyak peminat. FIM adalah acara kerohanian, tidak banyak orang memberikan perhatian kepada acara kami. But We dreamt high, and We worked hard. Kami tidak menyerah, mimpi kami tinggi, kami hanya harus bekerja keras dan berdoa. Kami hamper menyerah, masalah dana menghalangi kami tapi kami bangkit, karena kami bekerja bersama-sama dan Allah bersama kami.
Sejatinya, satu hal lagi yang saya pelajari dari FIM 2013. Bukan seberapa banyak peserta  yang datang atau seberapa banyak uang yang terkumpul dari sponsor dan danus. Kesuksesan acara dilihat dari seberapa besar acara tersebut meninggalkan jejak di hati setiap orang yang terlibat entah itu panitia, peserta, pemateri, dan orang-orang yang bekerja di belakang panggung lainnya.
Dan bagi saya, FIM adalah bagian yang luar biasa dari kehidupan kampus saya.
Jika melihat kebelakang… “oh… Saya pernah melakukan hal yang luar biasa… I shouldn’t give up, Fighting”
Cobalah lihat kebelakang, pernahkah anda melakukan hal yang luar biasa dari sudut pandang anda? Jika anda pernah melakukannya dulu, anda juga dapat melakukannya sekarang.

I do write. 

Comments

Popular Posts