[ENTRY POST] Life Lessons #12: Surga yang dirindukan
Bismillah…
Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
20
September 2016 09.29 AM
Are
you Happy?
Itu,
tema album baru Arashi.
Saya mungkin, satu-satunya
orang yang berpikir bahwa kalimat itu mengandung arti yang mendalam. Seperti,
apakah kamu benar-benar bahagia dengan hidup kamu sekarang?
Tulisan kali ini tidak ada
hubungannya dengan Arashi –and who the heck is Arashi??
Beberapa hari yang lalu,
saudara sepupu saya menikah. Malamnya, ada ceramah dari bapak Ustadz kampung
sebelah. Dengan topik yang tentu saja berhubungan dengan pernikahan.
Tidak biasanya saya tertarik
mendengarkan ceramah yang dihadiri oleh bapak-bapak seperti ini.
Diawali dengan ucapan selamat
kepada yang punya hajat, dan semoga pernikahannya berkah. Dilanjutkan dengan
menceritakan bahwa nanti suatu hari di akhirat, seorang suami tidak akan masuk
surga sendiri. Dia harus masuk surga dengan istrinya.
Ini menarik bukan?
Pernikahan ternyata tidak
sesederhana itu.
Bukan hanya untuk kehidupan
dunia tapi juga kehidupan akhirat. Tidak heran ada ungkapan jodoh dunia
akhirat.
Pertanyaannya, istri yang
bagaimana yang akan membawa dan dibawa suami masuk surga? Istri yang patuh pada
perkataan suami, begitu kira-kira kata pak ustadz.
Seorang istri yang tidak
keluar rumah apabila suami tidak mengizinkan.
Seorang istri yang bisa
menjadikan keluarganya sebagai surganya. Menjadikannya keluargaku surgaku.
Tetapi, seorang istri juga
bisa membawa suaminya ke neraka apabila dia tidak bisa menjaga kehormatan
dirinya sendiri dan suaminya. Berbeda dengan suami yang tidak bisa membawa
istri ke neraka.
Kenapa?
Pak ustadz menjelaskan bahwa,
apabila seorang istri tidak bisa menjaga kehormatannya dan suami, itu adalah
salah suami yang tidak bisa mendidiknya dengan baik. Tapi kalau sebaliknya terjadi,
itu adalah kesalahan seorang suami sendiri karena dia tidak bisa menahan
dirinya.
Tetapi sebaiknya, seorang
istri bisa menenangkan suami apabila dia marah, bisa memberi kesejukan pada
hati suaminya, bisa menjadikan rumah tangga yang baik.
Di surga kelak, para istri
(wanita) akan menjadi sangat cantik. Pak Ustadz juga menjelaskan bahwa, Istri
anda mungkin tidak terlalu cantik ketika di dunia tetapi ketika di surg, dia
akan menjadi cantik. Jika diibaratkan. Istri seseorang bagi suaminya adalah
nasi di surga, sedangkan bidadari-bidadari surga adalah sampingannya. Artinya,
Istri-istri tetaplah menjadi yang utama bagi suami-suami mereka masing-masing.
Masyaa Allah..
Kira-kira intinya seperti
itu, yang dibicarakan oleh pak ustadz.
Pernikahan, lebih dari apapun
memerlukan mental yang siap. Mempunyai visi dan misi yang sejalan. Visi menuju
surga adalah sebuah keharusan. Dengan Misi menjadikan kehidupan dunia adalah
surga. Mencintai Allah dan Rasulnya lebih dari siapapun adalah keharuran agar
tercipta rumah tangga baikan surga.
Karena tidak selamanya kita
akan hidup di dunia, setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Hidup
sejatinya adalah persiapan, penimbunan bekal untuk keakhirat.
Wallahu a’lam bishshawwab
Comments
Post a Comment