[ENTRY POST] Life Lessons #10: Mencari tahu arti hidup
Bismillah…
Dengan
nama Allah yang maha Pengasih maha Penyayang
9
September 2016, 11.25 AM
Sudah
terlalu lama kalimat-kalimat yang akan
ditulis ini melayang-layang di benak.
Lagi-lagi
tentang hidup.
Dapat
kah anda menjawab pertanyaan ini:
Apa
itu hidup?
.
.
.
.
.
.
Betul, secara harfiah, secara
biologi, seseorang dikatakan hidup apabila dia mempunyai beberapa ciri seperti,
bernapas, bergerak, bereproduksi, mampu menghasilkan energi, memerlukan makan,
memerlukan tempat tinggal, memerlukan pemanenan energi dan seterusnya.
Kenyataannya, bukan itu
jawaban yang saya ingin kan.
Mungkin ada yang menjawab:
untuk melakukan suatu proses. Lahir, berkembang, dewasa, tua, dan mati.
Betul.
Tapi bukan jawaban itu yang
saya inginkan.
Dan mungkin ada yang menajwab:
hidup adalah pencarian, pencarian kebahagiaan, pencarian hal-hal yang kita
butuhkan.
Sebagian betul.
Lalu apa jawaban yang saya
inginkan?
Menurut saya, Hidup adalah
sebuah konsep yang dibuat untuk memperoleh kehidupan hakiki.
Tujuan akhirnya adalah kehidupan
hakiki.
Banyak orang yang tidak paham
konsep ini.
Saya beri contoh, kemarin
saya menonton sebuah acara di salah satu televisi suasta. Pensi, katanya pentas
ekspresi. Ada beberapa sekolah yang berlomba. Mereka memvisualisasikan konsep
yang selama ini ada di otak mereka ke sebuah panggung. Yang menang adalah
mereka yang mampu mengeksekusi konsep-konsep yang ada di dalam otak mereka
dengan baik. Mereka yang mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Mereka yang
sadar bahwa mereka tampil disaksikan banyak orang. Mereka yang paling bekerja
keras karena mereka mengerti apa yang mereka lakukan.
Hidup adalah konsep
Kenyataannya sekarang, kita
ada dalam sebuah pertandingan. Perlombaan. Siapa pesertanya? Seluruh manusia
yang hidup. Siapa jurinya? Allah swt.
Bidang apa yang
dipertandingkan?
“Tidaklah aku mencipkatan jin
dan manusia selain untuk beribadah kepadaKu.” – QS Adz Dzariat:56
Ibadah.
Apa hadiahnya?
Jannah, Surga.
Sebagian orang tidak paham
konsep ini. Sebagian lagi berpikir bahwa, hidup ini hanyalah waktu yang diberikan
agar mereka bersenang-senang dan terlena dengan kehidupan fana ini. Sebagian
lagi berpikir bahwa kehidupan akhirat itu tidak ada.
Konsep yang Allah swt
berikan, menurut saya sederhana. Kenapa? Agar seluruh umat manusia bisa
menjalankannya. Tetapi kebanyakan orang lebih memilih konsep lain, yang Allah
swt tidak sukai.
Dalam beberapa ayat di dalam
Al-Quran disebutkan bahwa Allah memberi nikmat kepada siapa yang Dia kehendaki,
Allah memberi kesenangan fana kepada mereka, dan Allah memberi balasan berupa
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia. Allah tidak mendzalimi mereka,
melainkan mereka mendzalimi mereka sendiri.
Dalam ukuran waktu manusia,
rata-rata manusia hidup di dunia adalah 63 tahun (ukuran hidup Rasulullah saw).
Waktu ini, adalah hanya sebentar saja jika dibandingkan dengan kehidupan
akhirat.
Apakah kita akan
menyia-nyiakan waktu yang hanya sedikit ini hanya untuk mendurhakai Allah?
Coba pikirkan.
Allah memberikan waktu hanya
hanya sedikit ini agar kita beribadah kepada Allah. Ganjarannya adalah surga
dan kehidupan hakiki. Sungguh Allah maha baik. Berapa? 60 tahun hidup manusia.
Allah hanya meminta waktu kita sekitar 60 tahun untuk beribadah kepada Allah
dengan ganjaran hidup kekal dengan hitungan waktu sampai tak hingga.
Dan lagi, Allah menjelaskan
bahwa. Allah tidak butuh ibadah kita. Ibadah kita adalah untuk kita sendiri.
Sebagai bentuk pencarian ridha Allah. Allah memerintahkan agar kiat menyembah
dan meminta kepada Allah. Allah maha baik.
Dalam hidup, kita tidak akan
lepas dari masalah bukan? Itu sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada kita,
apabila bersabar, Allah akan memberikan pahala besar sebagai bonus.
Hidup adalah sebuah konsep.
Masalah mau atau tidak untuk
menjalaninya itu pilihan.
Allah memberikan ganjaran
berupa Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, bidadari yang
kecantikannya tidak dapat dijumpai di alam dunia. Allah akan memberikan
ganjaran kepada yang Dia kehendaki.
Betul, Allah memberikan
ganjaran kepada siapa yang Allah kehendaki, tapi kita bisa bekerja sekeras yang
kita bisa untuk bisa dikehendaki oleh Allah. Hal ini disebut mencari ridha
Allah. Karena kita tidak akan pernah tahu, ibadah apa yang membuat Allah ridha
kepada kita, untuk itu marilah kita tersu bekerja keras.
Comments
Post a Comment