[Catatan] Praktik Lapangan
Bismillah…
Dengan Nama Allah yang
maha pengasih maha penyayang
The struggle was real
Akhirnya,
setelah menimbang-nimbang topik apa yang akan saya tulis, saya memutuskan untuk
menulis tentang praktik lapangan. Praktik lapang saya dimulai pada tanggal 30
Juni 2014 dan berakhir pada 19 Agustus 2014. Waktu yang cukup lama. Saya akan
berusaha sebaik mungkin mengingat-ngingat apa saja yang telah saya lakukan.
Suatu hari di
semester 6, saya memutuskan untuk praktik lapangan di suatu perusahaan teh
botol terkenal. Saya membuat proposal pengajuan PL di sana beserta surat
pengantar dari departeman Biologi lalu mengirimnya melalui pos. Masalah muncul
dari sini. Saya mencoba menghubungi perusahaan tersebut tetapi selalu dilempar sana-sini,
bagian ini dan itu. Setiap saya menghubungi selalu begitu, tidak ada kepastian.
Hari itu saya masih ingat, senin di lab. 1 departemen biologi. Untuk kesekian
kalinya saya menghubungi pihak perusahaan dan tetap tidak ada kepastian.
Akhirnya saya memutuskan untuk menyerah dan mencari tempat lain.
Dina menawarkan
untuk PL di tempat dia akan PL. PT Astra Honda M. semua orang termasuk saya
bingung waktu itu, bagaimana bisa seorang mahasiswa biologi praktik di
perusahaan motor? PT Astra ternyata memiliki laboratorium yang disebut
laboratorium kultur jaringan untuk memproduksi bibit tanaman berkayu. Hal ini
dilakukan untuk menanggulangi polusi yang semakin parah. Mungkin ini memang
takdir Allah, saya mengirimkan surat pengajuan praktik dan diterima. Kebetulan,
lab tersebut sedang membutuhkan mahasiswa/siswa praktik untuk melakukan suatu
projek.
Suatu hari di
bulan juni, saya dan dina diharuskan dating ke AHM di daerah sunter untuk
bertemu dengan bapak Rino, bagian yang mengurusi mahasiswa praktik. Kami juga
bertemu dengan dua orang mahasiswa ITB yang praktik lapang di sana di bagian
yang tentu saja berbeda dengan kami. Bapak Rino menjelaskan tentang AHM,
peraturan apa saja yang harus kami patuhi, dan penjelasan tentang laporan yang
harus kami buat. Kami juga diberikan atau lebih tepatnya dipinjamkan seragam
AHM dan ID. Saya lupa tepatnya, tapi saya dan dina sempat mencari kost-kostan
di dekat sunter. Berseberangan dengan AHM, ada sungai yang lumayan besar. Kami
menyewa kost di pinggiran sungai tersebut, setelah mencari-cari ke berbagai
tempat. Ruang 3x4 untuk kami berdua, tidak terlalu buruk. Kostan ini memang di
pinggiran sungai tetapi tidak begitu buruk, daerahnya cukup bersih dan nyaman.
Seperti yang
sudah saya sebutkan di awal, kami memulai praktik pada tanggal 30 Juni 2014.
Waktu itu awal puasa, kami berangkat dari ‘rumah’ sekitar pukul 06.30 AM yang
ternyata masih terlalu pagi. Menunggu di lantai paling atas gedung dan melihat
Jakarta dari ketinggian adalah yang kami lakukan. Ini kali pertama saya tinggal
di Ibu kota, menyenangkan bisa melihat ibukota dari atas sana. Hari itu kami
dibawa ke laboratorium yang ternyata di daerah cakung, perlu waktu sekitar satu
jam untuk sampai di sana. Laboratorium tempat kami praktik mempuanyai satu ruang eksplan, dua ruang untuk kerja,
dan satu ruang aklimatisasi tahap 1. Ada dua laboran yang bertugas di sana dan
yang lainnya karyawan dan bagian-bagian lain. Hari pertama hanya dilakukan
dengan perkenalan laboratorium dan peraturan-peraturan perusahaan.
Hari kedua, kami
sudah mulai bekerja. Saya masih ingat dengan jelas hari itu saya melakukan
sterilisasi biji sengon. Ada hal bodo yang saya lakukan. Pinset seharusnya
dimasukkan ke dalam alcohol 96% dan dilewatkan ke atas api, dan seharusnya
langsung digunakan, begitu prosedurnya. Tetapi yang saya lakukan adalah setelah
dilewatkan ke atas api pinset saya masukkan ke dalam 96% dan otomatis terbakar.
Bodohnya lagi, saya mencoba mengeluarkan botol alcohol tersebut ke luar ruang
laminar yang ternyata alcohol di dalamnya berceceran dan membawa api. Salah
satu ceceran alcohol itu mengenai rok saya dan rok saya terbakar. Karena panik
saya berteriak minta tolong, untungnya mas-mas laboran datang dan dengan cepat
mematikan api yang ternyata hanya harus di tutup dengan tutup cawan petri -_-
Sangat memalukan
bukan? Awalnya kami 4 orang di laboratorium sama-sama merasa canggung, tentu
saja karena kami orang baru. Tetapi sejak kejadian tersebut suasana di
laboratorium mulai menyenangkan. Hari-hari kami diisi dengan membuat media,
sterilisasi biji, dan subkultur, serta sesekali mmengunjungi ruang
aklimatisasi. Banyak kejadian yang terjadi, beberapa diantaranya karena
kelalaian saya. Beberapa kali saya memecahkan alat gelas dan yang paling parang
adalah saya memecahkan labu takar 1000ml. Saat itu juga saya menangis dan
mempermalukan diri saya.
Banyak hal yang
saya pelajari di sana, saya banyak sangat banyak belajar tentang kultur
jaringan, saya banyak belajar tentang system di suatu perusahaan. Sistem di
sana sangat baik, perhatian terhadap karyawan sangat diutamakan, pekerja di
sana semuanya ramah dan membuat kami nyaman. Hari terakhir kami praktik
merupakan hari yang sangat kami tunggu-tunggu tetapi juga hari yang dtidak
pernah kami duga sangat sedih. Hari itu kami bertiga, saya, dina, dan satu
orang laboran kami menyebutnya mas Imran berjalan keluar bersama dari
laboratorium ke depan yang lumayan jauh. Langkah yang saya rasa begitu berat
tetapi begitu ringan. Perasaan senang dan sedih bercampur. Hari ini akhirnya datang. Hari ini akhirnya semuanya berakhir. Itu
pikir saya.
Lembar praktik
memang berakhir. Menyisakan begitu banyak kenangan. Tetapi hidup harus terus
berlangsung. Lembar baru terbuka, saya harus menuliskan kisah saya di lembar
ini. Lembar ini saya sebut ‘laporan’. Draf pertama yang saya kumpulkan waktu
itu hari senin. Semalaman saya begadang hamper tidak tidur sama sekali sampai
kuliah pagi waktu itu. draf pertama dikembalikan kepada saya dengan hamper
tidak ada coretan di dalamnya. Hanya ada catatan di lembar depan. Mental breakdown.
Draf kedua saya
kumpulkan dengan harapan ada yang berubah. Memang berubah dan sangat banyak
coretan. Saya senang karena ada yang bias saya perbaiki. Draf-draf selanjutnya
saya kumpulkan dengan penuh perjuangan memperbaiki, di mana letak kesalahannya.
Waktu itu, hari Rabu. Saya harus mengambil laporan ke ICC di baranang siang.
Dosen pembimbing saya memberitahu apa saja yang harus saya tulis, bagian apa
yang harus diperbaiki, dan tanggal ujian. Hari yang nanti akhirnya datang juga
07/10 tertulis di sana. Senin, 06/10 saya mendapat SMS dari dosen saya untuk
mengumpulkan laporan yang sudah diperbaiki. Panik. Mungkin itu kata-kata yang
bias mencerminkan saya waktu itu. weekend
saya habiskan untuk berkumpul dengan keluarga di rumah. Bagaimana bisa saya
memikirkan laporan?. Ini memang kesalahan saya, kenapa hari rabu setelah saya
bertemu dengan dosen tidak langsung saya perbaiki. Hari senin itu, saya tidak
fokus di kelas. Saya memperbaiki laporan dengan waktu yang ada dan dengan tepat
waktu memberikannya ke dosen pembimbing.
Hari ujian itu
tiba. Mental breakdown. Itu yang saya
rasakan. Saya tidak mungkin menceritakan apa yang terjadi. Hari itu saya merasa
sangat abu-abu. Mental breakdown.
Sekeras mungkin saya menjadikan hari itu sebagai turning point saya. Hidup harus terus melaju saya tidak bisa
terus-terusan di tempat yang sama. Saya memperbaiki laporan saya lagi dan lagi.
Sampai akhirnya sampailah pada hari itu. hari di mana dosen pembimbing saya
mengatakan. “silahkan dijilid dan bawa ke saya”. Rasanya di sekeliling saya
terdapat bunga-bunga bermekaran, entalah saya merasa hari itu sangat cerah.
Menyenangkan sekali mendengar kata itu.
Laporan sudah
saya jilid dan perbanyak dan di tanda tangani oleh kedua pembimbing saya dan
ketua departemen dan tidak lupa dicap. Saya datang ke kantor dosen pembimbing
dan memberikan laporan. Jumat, 21 November 2014. Saya cium tangan dosen saya
dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Terima kasih bimbingannya selama ini
Terima kasih atas kesabarannya selama ini
Terima kasih.
Satu beban di pundak saya
berkurang, praktik lapangan berakhir. Terima kasih karena sangat sangat sangat
banyak pelajaran yang saya dapatan. Terima kasih. Senang bisa bertemu. Praktik
lapangan merupakan hal yang sangat menyenangkan tetapi juga hal yang cukup satu
kali ada. Praktik lapangan berakhir. Lebih dari senang saya bahagia bisa
melalui tahap ini. Saya bersyukur, Allah selalu memberikan apa yang saya
butuhkan, Allah memberi saya pelajaran dengan menguji saya. Allah selalu ada
untuk saya. Saya bersyukur. Praktik lapangan berakhir. Seperti yang telah saya
bilang, satu lembar telah berakhir. Lembar baru akan segera di mulai.
Tulisan-tulisan ini akan menjadi saksi, saya pernah melakukan hal-hal ini.
Hal-hal luar biasa yang mampu mengubah hidup saya.
Setiap
perjalanan adalah hikmah. Orang luar biasa adalah orang yang mampu mengambil
hikmah dari setiap perjalanan hidupnya. Perbaiki diri dan selalu perbaiki diri,
karena yang menilai diri kita adalah orang lain. Mari, hidup untuk hidup.
Thank you, Allah ♥
Comments
Post a Comment