“So which of the favors of your Lord would you deny?” – (Noble Qur'an - Surat Ar-Rahman 55:19-21)

[Catatan] Praktik Lapangan

Bismillah…
Dengan Nama Allah yang maha pengasih maha penyayang
23 November 2014, pukul 09.50 PM



The struggle was real

Akhirnya, setelah menimbang-nimbang topik apa yang akan saya tulis, saya memutuskan untuk menulis tentang praktik lapangan. Praktik lapang saya dimulai pada tanggal 30 Juni 2014 dan berakhir pada 19 Agustus 2014. Waktu yang cukup lama. Saya akan berusaha sebaik mungkin mengingat-ngingat apa saja yang telah saya lakukan.
Suatu hari di semester 6, saya memutuskan untuk praktik lapangan di suatu perusahaan teh botol terkenal. Saya membuat proposal pengajuan PL di sana beserta surat pengantar dari departeman Biologi lalu mengirimnya melalui pos. Masalah muncul dari sini. Saya mencoba menghubungi perusahaan tersebut tetapi selalu dilempar sana-sini, bagian ini dan itu. Setiap saya menghubungi selalu begitu, tidak ada kepastian. Hari itu saya masih ingat, senin di lab. 1 departemen biologi. Untuk kesekian kalinya saya menghubungi pihak perusahaan dan tetap tidak ada kepastian. Akhirnya saya memutuskan untuk menyerah dan mencari tempat lain.
Dina menawarkan untuk PL di tempat dia akan PL. PT Astra Honda M. semua orang termasuk saya bingung waktu itu, bagaimana bisa seorang mahasiswa biologi praktik di perusahaan motor? PT Astra ternyata memiliki laboratorium yang disebut laboratorium kultur jaringan untuk memproduksi bibit tanaman berkayu. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi polusi yang semakin parah. Mungkin ini memang takdir Allah, saya mengirimkan surat pengajuan praktik dan diterima. Kebetulan, lab tersebut sedang membutuhkan mahasiswa/siswa praktik untuk melakukan suatu projek.
Suatu hari di bulan juni, saya dan dina diharuskan dating ke AHM di daerah sunter untuk bertemu dengan bapak Rino, bagian yang mengurusi mahasiswa praktik. Kami juga bertemu dengan dua orang mahasiswa ITB yang praktik lapang di sana di bagian yang tentu saja berbeda dengan kami. Bapak Rino menjelaskan tentang AHM, peraturan apa saja yang harus kami patuhi, dan penjelasan tentang laporan yang harus kami buat. Kami juga diberikan atau lebih tepatnya dipinjamkan seragam AHM dan ID. Saya lupa tepatnya, tapi saya dan dina sempat mencari kost-kostan di dekat sunter. Berseberangan dengan AHM, ada sungai yang lumayan besar. Kami menyewa kost di pinggiran sungai tersebut, setelah mencari-cari ke berbagai tempat. Ruang 3x4 untuk kami berdua, tidak terlalu buruk. Kostan ini memang di pinggiran sungai tetapi tidak begitu buruk, daerahnya cukup bersih dan nyaman.
Seperti yang sudah saya sebutkan di awal, kami memulai praktik pada tanggal 30 Juni 2014. Waktu itu awal puasa, kami berangkat dari ‘rumah’ sekitar pukul 06.30 AM yang ternyata masih terlalu pagi. Menunggu di lantai paling atas gedung dan melihat Jakarta dari ketinggian adalah yang kami lakukan. Ini kali pertama saya tinggal di Ibu kota, menyenangkan bisa melihat ibukota dari atas sana. Hari itu kami dibawa ke laboratorium yang ternyata di daerah cakung, perlu waktu sekitar satu jam untuk sampai di sana. Laboratorium tempat kami praktik mempuanyai  satu ruang eksplan, dua ruang untuk kerja, dan satu ruang aklimatisasi tahap 1. Ada dua laboran yang bertugas di sana dan yang lainnya karyawan dan bagian-bagian lain. Hari pertama hanya dilakukan dengan perkenalan laboratorium dan peraturan-peraturan perusahaan.
Hari kedua, kami sudah mulai bekerja. Saya masih ingat dengan jelas hari itu saya melakukan sterilisasi biji sengon. Ada hal bodo yang saya lakukan. Pinset seharusnya dimasukkan ke dalam alcohol 96% dan dilewatkan ke atas api, dan seharusnya langsung digunakan, begitu prosedurnya. Tetapi yang saya lakukan adalah setelah dilewatkan ke atas api pinset saya masukkan ke dalam 96% dan otomatis terbakar. Bodohnya lagi, saya mencoba mengeluarkan botol alcohol tersebut ke luar ruang laminar yang ternyata alcohol di dalamnya berceceran dan membawa api. Salah satu ceceran alcohol itu mengenai rok saya dan rok saya terbakar. Karena panik saya berteriak minta tolong, untungnya mas-mas laboran datang dan dengan cepat mematikan api yang ternyata hanya harus di tutup dengan tutup cawan petri -_-
Sangat memalukan bukan? Awalnya kami 4 orang di laboratorium sama-sama merasa canggung, tentu saja karena kami orang baru. Tetapi sejak kejadian tersebut suasana di laboratorium mulai menyenangkan. Hari-hari kami diisi dengan membuat media, sterilisasi biji, dan subkultur, serta sesekali mmengunjungi ruang aklimatisasi. Banyak kejadian yang terjadi, beberapa diantaranya karena kelalaian saya. Beberapa kali saya memecahkan alat gelas dan yang paling parang adalah saya memecahkan labu takar 1000ml. Saat itu juga saya menangis dan mempermalukan diri saya.
Banyak hal yang saya pelajari di sana, saya banyak sangat banyak belajar tentang kultur jaringan, saya banyak belajar tentang system di suatu perusahaan. Sistem di sana sangat baik, perhatian terhadap karyawan sangat diutamakan, pekerja di sana semuanya ramah dan membuat kami nyaman. Hari terakhir kami praktik merupakan hari yang sangat kami tunggu-tunggu tetapi juga hari yang dtidak pernah kami duga sangat sedih. Hari itu kami bertiga, saya, dina, dan satu orang laboran kami menyebutnya mas Imran berjalan keluar bersama dari laboratorium ke depan yang lumayan jauh. Langkah yang saya rasa begitu berat tetapi begitu ringan. Perasaan senang dan sedih bercampur. Hari ini akhirnya datang. Hari ini akhirnya semuanya berakhir. Itu pikir saya.
Lembar praktik memang berakhir. Menyisakan begitu banyak kenangan. Tetapi hidup harus terus berlangsung. Lembar baru terbuka, saya harus menuliskan kisah saya di lembar ini. Lembar ini saya sebut ‘laporan’. Draf pertama yang saya kumpulkan waktu itu hari senin. Semalaman saya begadang hamper tidak tidur sama sekali sampai kuliah pagi waktu itu. draf pertama dikembalikan kepada saya dengan hamper tidak ada coretan di dalamnya. Hanya ada catatan di lembar depan. Mental breakdown.
Draf kedua saya kumpulkan dengan harapan ada yang berubah. Memang berubah dan sangat banyak coretan. Saya senang karena ada yang bias saya perbaiki. Draf-draf selanjutnya saya kumpulkan dengan penuh perjuangan memperbaiki, di mana letak kesalahannya. Waktu itu, hari Rabu. Saya harus mengambil laporan ke ICC di baranang siang. Dosen pembimbing saya memberitahu apa saja yang harus saya tulis, bagian apa yang harus diperbaiki, dan tanggal ujian. Hari yang nanti akhirnya datang juga 07/10 tertulis di sana. Senin, 06/10 saya mendapat SMS dari dosen saya untuk mengumpulkan laporan yang sudah diperbaiki. Panik. Mungkin itu kata-kata yang bias mencerminkan saya waktu itu. weekend saya habiskan untuk berkumpul dengan keluarga di rumah. Bagaimana bisa saya memikirkan laporan?. Ini memang kesalahan saya, kenapa hari rabu setelah saya bertemu dengan dosen tidak langsung saya perbaiki. Hari senin itu, saya tidak fokus di kelas. Saya memperbaiki laporan dengan waktu yang ada dan dengan tepat waktu memberikannya ke dosen pembimbing.
Hari ujian itu tiba. Mental breakdown. Itu yang saya rasakan. Saya tidak mungkin menceritakan apa yang terjadi. Hari itu saya merasa sangat abu-abu. Mental breakdown. Sekeras mungkin saya menjadikan hari itu sebagai turning point saya. Hidup harus terus melaju saya tidak bisa terus-terusan di tempat yang sama. Saya memperbaiki laporan saya lagi dan lagi. Sampai akhirnya sampailah pada hari itu. hari di mana dosen pembimbing saya mengatakan. “silahkan dijilid dan bawa ke saya”. Rasanya di sekeliling saya terdapat bunga-bunga bermekaran, entalah saya merasa hari itu sangat cerah. Menyenangkan sekali mendengar kata itu.
Laporan sudah saya jilid dan perbanyak dan di tanda tangani oleh kedua pembimbing saya dan ketua departemen dan tidak lupa dicap. Saya datang ke kantor dosen pembimbing dan memberikan laporan. Jumat, 21 November 2014. Saya cium tangan dosen saya dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.


Terima kasih bimbingannya selama ini
Terima kasih atas kesabarannya selama ini
Terima kasih.
Satu beban di pundak saya berkurang, praktik lapangan berakhir. Terima kasih karena sangat sangat sangat banyak pelajaran yang saya dapatan. Terima kasih. Senang bisa bertemu. Praktik lapangan merupakan hal yang sangat menyenangkan tetapi juga hal yang cukup satu kali ada. Praktik lapangan berakhir. Lebih dari senang saya bahagia bisa melalui tahap ini. Saya bersyukur, Allah selalu memberikan apa yang saya butuhkan, Allah memberi saya pelajaran dengan menguji saya. Allah selalu ada untuk saya. Saya bersyukur. Praktik lapangan berakhir. Seperti yang telah saya bilang, satu lembar telah berakhir. Lembar baru akan segera di mulai. Tulisan-tulisan ini akan menjadi saksi, saya pernah melakukan hal-hal ini. Hal-hal luar biasa yang mampu mengubah hidup saya.
            Setiap perjalanan adalah hikmah. Orang luar biasa adalah orang yang mampu mengambil hikmah dari setiap perjalanan hidupnya. Perbaiki diri dan selalu perbaiki diri, karena yang menilai diri kita adalah orang lain. Mari, hidup untuk hidup.


Thank you, Allah ♥


Comments

Popular Posts