Hidup ini tentang aku dan amanahku.
Bismilah...
Malam ini
sunyi seperti malam-malam sebelumnya. Saya beranikan diri untuk menulis menulis
apapun yang saya tulis. 0.28 WIB (17 September 2013) waktu Bogor.
Teringat
suatu hari teman saya (Sebut saja dia Shalihah), berkata –ketika itu
saya mau pulang seusai rapat- “ Renaaa, semangat. kamu lagi stress ya? Hehe semangat!
jangan stress J” dengan raut muka yang subhanallah membuat
hati tenang, di sana ada senyuman di bibirnya. Shalihah. Mungkin, mungkin
memang saya stress? Tidak terlalu sebenarnya, memegang 5 amanah dalam satu
kurun waktu bukan pekerjaan gampang memang tapi harus bagaimana lagi. Syukurlah
sekarang tinggal tersisa 3 amanah, dua yang lain telah usai seiring dengan
masuknya anak-anak baru jebolan TPB ke departemen, ya bagi anda anak IPB
mungkin mengetahui amanah apa yang saya telah pegang, Panitia MPD dan MPF.
Ah MPD (Masa
Perkenalan Departemen), sejenis ospek jurusan. Saya berperan sebagai pendamping
kelompok atau biasa disebut penanggung jawab koloni (PJK). Menjadi PJK bukan
suatu pekerjaan yang mudah, saya dituntut harus mengenal karakter adik-adik
yang saya dampingi, mengayomi mereka, selalu memasang wajah senyum, ya intinya memberikan yang terbaik untuk
mereka. Memang bukan pekerjaan yang mudah, kadang saya harus dibuat kesal oleh
mereka, tapi di balik itu ada rasa senang, bahagia, atau apapun itu.saya senang
bisa mengenal mereka, mempunyai keluarga kecil baru, dan rasanya senang sekali
ketika mereka mengucapkan terimakasih. Memang benar, saya bukan PJK yang bisa
dikategorikan baik tapi saya berusaha dan selalu berusaha untuk memberikan
yang terbaik, kepuasan tersendiri ketika
saya melakukan sesuatu secara All out.
MPF? Saya menjadi
Humas pada saat itu. Kesan saya setelah menjadi panitia humas adalah ribet,
pusing, capek, harus pinter ngomong, dan harus sedia setiap waktu. FYI, acara
MPF dimulai setelah liburan, dan selama liburan kami anggota humas mengerjakan
tugas kami, di saat yang lain masih libur, kami bekerja menghubungi pembicara,
mc , moderator, dan pengisi acara lainnya. Banyak hal-hal kecil yang kurang
menyenangkan terjadi, diantaranya ketika harus bulak balik balik ke departemen
untuk menghubungi dosen sedangkan
departemen yang dituju cukup jaur dari tempat pelaksanaan MPF. Itulah kerjaan
kami, harus rela tidak menyaksikan Games yang dilakukan oleh peserta,
dan masih banyak kejadian yang di luar kendali, But Overall, everything
was fine! Banyak mengenal orang-orang baru dari 1 fakultas, bisa dikenal dan
mengenal dosen-dosen, intinya, banyak
pengalaman yang bisa diambil dari acara ini.
Tiga event besar
menanti, kalau boleh dibilang mungkin ini adalah megaproker- dari masing-masing
LK yang bersangkutan. Kepanitian yang sekarang saya ikuti adalah kepanitian x
(nama disamarkan). Kepanitiaan ini mempunyai 4 rangkaian acara. Saya, saya
anggota PDD (publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi). Tapi saya harus jujur
berkata bahwa saya tidak sama sekali bisa Design, dan sejujurnya saya tidak
pantas menyebut diri saya sebagi panitia PDD. Baiklah saya ceritakan, Grand
Opening acara ini berlangsung beberapa bulan yang lalu, dan pada hari yang
sama saya memegang suatu acara yaitu seminar nasional (sebut saja m) dan saya
tidak bisa meninggalkan acara tersebut karna di situ saya menjadi Kadiv acara. Saya
bingung, saya sedih, saya pusing. bingung karena saya di acara x belum
berkontribusi apa-apa, belum sama sekali, dan yang lebih parah anggota PDD itu
sedikit. Di sisi lain, acara m membutuhkan saya. saya pusing karena tiba-tiba
mati listrik di seluruh kampus beberapa menit sebelum acara m dimulai, saya
panik, peserta sudah mulai berdatangan tapi akhirnya bisa dinyalakan jenset, ya
walapun kurang maksimal tapi itu cukup membantu.
Sebetulnya kejadian
yang miris bukan hanya itu saja, seminggu sebelum acara, pembicara inti acara m
membatalkan untuk itu berpartisipasi, sehingga saya dan humas harus memutar
otak untuk mendapatkan penggantinya, tapi karena keterbatasan waktu kami tidak melakukan
penggantian pembicara. Hari itu acara berjalan lancar, hanya ada beberapa
kesalahan yang berkaitan dengan teknis, karena mati listrik itu memengaruhi
performa dari layar, pencahayaan dan lain-lain.
Kemarin (hari
minggu), telah dilaksanakan salah satu rangkaian acara x, saya merasa di sini
lah saya dibuthkan, pada saat dekorasi dan dikumentasi, juga di twitter dengan
mempublikasikan acara. 2 malam sebelum acara berlangsung, ketua panitia kami ‘mengamuk’
dengan menceramahi kami ya walaupun dengan nada bercanda, cukup membuat saya
tersentak. Saya sadar karena kesibukan saya dikepanitiaan lain, belum lagi di
organisasi membuat saya kurang bisa berkontribusi lebih untuk acara ini, tapi
di sisi lain setelah acara kemarin berlangsung, saya merasa terpanggil dan
merasa dibutuhkan, senang. Senang bisa mengenal orang-orang baru, senang
bekerja sama dengan orang-orang. hebat dari BEMKM. Pengalaman yang
berkesan, beberapa event kedepan menanti, 5 minggu ini nonstop, stiap minggu
ada acara, 2minggu ini acara x akan berlangsung, dan 3 minggu berikutnya acara
y akan berlangsung, full.
Bukan, saya
menulis ini bukan untuk mengeluh apalagi pamer, saya hanya ini berbagi. Mbak Vada
pernah berkata “punya satu amanah dan fokus itu bagus, tapi lebih bagus lagi
punya banyak amanah dan bisa fokus di semuanya”. Ketika kita bisa melakukan 2 atau bahkan 3
hal sekaligus itu lebih baik, dari segi nilai ilmu, kita bisa banyak
mendapatkan ilmu-ilmu baru yang mungkin tidak berguna sekarang, tapi akan
berguna di lain hari. Sisi positif yang lain kita juga bisa mengasah kemampuan,
uji diri sekuat apa kita mampu bertahan dan tidak tumbang di tengah kegiatan
yang menghimpit. Kita bisa fokus di
semuanya asalkan kita pintar mengatur waktu, waktu istirahat, waktu rapat,
waktu belajar, waktu refreshing. Bagi saya rapat adalah refreshing, kenapa? Saya
mendapatkan tawa di sana, saya mendapatkan ilmu yang tidak didapatkan ketika
kuliah, saya bisa mengeluarkan pendapat saya, ide-ide saya. banyak, banyak hal
yang bisa didapat.
Dari segi raut
muka mungkin saya terlihat stress, wajar. Stress berawal dari lelah menurut
saya, setiap hari pulang malam bukan hal yang baik dan menyenangkan, jadi ya
kemungkinan stress besar sekali. Tapi untungnya saya punya sahabat yang bisa
menguatkan saya, sahabat-sahabat dalam naungan dakwa, sahabat yang ketika saya
salah mereka membenarkan, ketika saya salah jalan mereka menuntun saya, ketika
sya lupa mereka mengingatkan, saya belajar banyak dari mereka, senang rasanya
bisa mengenal mereka. Mereka adalah sahabat-sahabat saya yang saya bisa percaya
kepada mereka.
No more stress! Hidup
itu dijalani, kerjakan semuanya perlahan, jangan terburu-buru. No more stress! Saya
tidak hidup sendiri! Ada keluarga saya yang selallu mendukung saya, ada
sahabat2 saya yang selalu menemani. No more Stress! Ada Allah, sesulit apapun
masalah kita, Allah pasti memberikan jalan keluar terbaik untuk kita J ingat Allah
dimanapun kita berada, sekecil apapun kontribusi kita dalam suatu amanah
percayalah Allah akan membalasnya -karena hidup itu amanah J
“Amanah itu kayak
baju kotot yang numpuk di ember, bertumpuk, mungkin kamu malas untuk mengerjakannya
dan ya, akan menunda-nunda sampai akhirnya baju kotor itu terus bertambah,
sebaliknya jika dicuci perlahan sedikit demi sedikit cucian itu akan beres
mengesampingkan seberapa pegelnya tubuh ini tapi hasilnya? Tidak ada cucian
kotor, tugas anda selesai anda bisa mengerjakan yang lain. Silahkan analogikan
dengan kehidupan sehari-hari”- renchis!
Comments
Post a Comment