[ENTRY POST] Belajar Urgensi Misi Hidup - FBL For Youth#1
Bismillah…
Dengan menyebut nama
Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
21 Juni 2020, 04.35 PMMasih dalam kondisi wabah Covid-19
Alhamduillahirabbil ‘alamin
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam,
Saya senang sekali
bisa diberi kesempatan untuk belajar tentang Fitrah Based Life yang dibimbing
langsung oleh Ustadz Harry Santosa. Kegiatannya sendiri berlangsung online
selama kurang lebih 2 bulan, dan dibagi menjadi beberapa sesi. Untuk sampai
saat ini, sudah berlangsung sekitar 3 Sesi dengan materi yang berbeda-beda.
Alasan kenapa saya menulis
ini karena saya ingin ilmu yang diberikan kepada saya lebih melekat, karena
dengan menulis ini, saya mendengarkan dan membuka Kembali catatan-catatan saya, dan semoga ada yang membaca sehingga ada hal yang dapat diambil sebagai
manfaat.
Sesi pembuka diawali dengan penjelasan apa itu misi hidup yang disampaikan oleh
ustadz Harry Santosa. Ustadz menjelaskan secara rinci apa itu misi dimulai dari
pengertian secara Bahasa. Mengutip dari Ustadz, Misi itu berasal dari Bahasa Inggris
yaitu Mission. Dalam beberapa kamus Bahasa Inggris Misi artinya Duty yang jika
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya tugas. Ustadz mencontohkan penggunaan
misi ini biasanya digunakan dalam dunia militer. Jika mengirimkan pasukan ke
suatu tempat untuk melakukan sesuatu itu disebut mission.
Lebih lanjut, misi ini diarahkan ke dalam kehidupan kita di dunia. Tentu,
kita dilahirkan ke dunia ini dengan sebuah tugas, karena mustahil Allah
mengirim kita ke dunia tanpa membawa tugas. Maka akan muncul pertanyaan, apakah
tugas kita di dunia ini? Atau lebih spesifiknya apa misi hidup kita?
Ustadz menjelaskan lebih lanjut tentan perbedaan antara Maksud dan Tugas.
Maksud sendiri dalam Bahasa Inggris disebut Purpose. Manusia juga punya Purpose
atau maksud di dalam hidupnya. Mengutip dari Ustadz Harry,
“Maksud manusia diciptakan, ini sepenuhnya otoritas Allah SWT, ini sifatnya Given. Dalam Islam sangat jelas, bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, tunduk dan patuh hanya kepadaNya. Maksud penciptaan untuk beribadah ini berlaku untuk semua makhluk yang diciptakan, termasuk Jin. "Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu" (QS 51 56).”Dari ayat ini sudah jelas bahwa maksud manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah, baik secara terpaksa maupun secara suka rela.
Dari ayat ini sudah jelas bahwa maksud manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah, baik secara terpaksa maupun secara suka rela.
Ustadz juga menyampaikan beberapa ayat
lain yang berkaitand dengan tugas manusia diantaranya:
“…padahal kepadaNya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa …” (QS. Ali Imran: 83)
“… bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepadaNya.” (QS. Al-Baqarah: 116)
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” (QS An-Nahl: 49)
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gu-nung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan seba-gian besar daripada manusia?” (QS Al-Hajj: 18)
“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” (QS. Ar-Ra’d: 15)
Namun, lebih lanjut Ustadz menjelaskan bahwa Maksud itu berbeda dengan
Tugas. Ustadz meyederhanakannya dengan : Setiap MAKSUD pasti manghendaki
TUGAS. Kalau begitu, lalu apa tugas yang diberikan Allah kepada manusia?
Sesuai dengan Surah Al Baqarah ayat 30 bahwa tugas manusia adalah menjadi Khalifah
Allah di Muka Bumi.
“Khalifah adalah Tugas secara umum manusia. Manusia akan mencapai maksud
Penciptaannya untuk beribadah kepada Allah, apabila menjalankan Tugasnya
sebagai Khalifah dengan baik.” Ustadz
Harry menjelaskan.
Selanjutnya dibahas tentang Tugas Spesifik. Ini ada kaitannya
dengan alasan kehadiran kita di muka bumi sebagai bagian dari tugas umum
manusia yaitu menjadi khalifah Allah di muka bumi. Alasan kehadiran kita di muka
bumi ini adalah untuk menjadi khalifah versi kita masing-masing. Ustadz
Harry menuturkan, “Apabila kita tak memiliki Misi Hidup di dunia, berarti
kita tak menjalankan Tugas Khalifah Allah di Muka Bumi. Lalu apabila tak
Menjalankan Tugas Khalifah Allah di Muka Bumi, maka tak tercapailah Maksud
Penciptaan kita atau Maksud Allah menghadirkan kita untuk beribadah.”.
Ustadz Harry menganalogikannya sebagai berikut. Seorang pemilik
perusahaan, ia memiliki dan mengelola perusahaan. Suatu saat ia ingin
menghadirkan orang orang dengan maksud agar menjadi karyawan atau pekerja di
perusahaannya. Tugas Umum para karyawan adalah tentu mewakilinya di perusahaan
dalam rangka untuk ikut mengelola perusahaan.
Namun mengelola perusahaan memiliki banyak tugas, ada yang bertugas
marketing, perencanaan, operasional, produksi, pembelian dstnya. Tidak mungkin
semua karyawan melakukan semua tugas.
Karenanya para karyawan tentu memiliki tugas spesifiknya masing masing.
Nah tugas spesifik dari masing masing karyawan itulah yang disebut jobdesk,
sehingga membuat karyawan itu memiliki alasan kehadiran atau makna kehadirannya
selama di perusahaan.
Apabila ada orang, mengaku karyawan, lalu setiap hari masuk kantor, ia
tahu bahwa ia hadir untuk mewakili pemilik perusahaan mengelola perusahaan,
namun ia tak memiliki tugas spesifik atau job desk yang merupakan alasan
kehadirannya di perusahaan, walau ia bekerja sungguh sungguh, berbuat banyak
kebaikan, menolong karyawan lain, dsbnya, maka ia tetap dianggap bukan karyawan
karena tak jelas tugas spesifiknya.
Begitulah manusia, dihadirkan di kerajaan Allah sebagai HambaNya, dengan
tugas umum untuk menjadi wakil Allah di bumi milik Allah, maka manusia itu
harus memiliki tugas spesifiknya sehingga itu merupakan alasan kehadirannya
atau makna kehadirannya di Kerajaan Allah sehingga Allah menjadi ridha.
Lalu apabila seseorang hadir di muka bumi, mengaku Hamba Allah,
menyadari tugasnya sebagai Khalifah Allah di muka bumi, namun tidak memiliki
Tugas Spesifik di muka bumi, maka sesungguhnya ia tak melakukan apapun.
Tugas Spesifik itulah misi hidupnya, alasan kehadirannya di dunia, makna
hidupnya, sekaligus petajalannya menuju Allah SWT.
ArRumi dalam prosanya
“Sebenarnya, hanya satu hal saja yang tak boleh engkau lupakan di dunia
ini. Jika engkau melupakan hal yang lain, tak perlu khawatir. Tapi jika engkau
mengingat semua hal lain itu tapi melupakan yang satu ini, maka engkau seperti
tak mengerjakan apa-apa dalam hidupmu.
Itu seperti halnya ketika seorang Raja mengutusmu ke sebuah negeri untuk
sebuah misi, lalu engkau mengerjakan seratus pekerjaan lainnya, dan tak
melakukan tugas yang engkau telah diutus untuk itu.
Maka manusia datang ke dunia ini untuk mengerjakan sesuatu.
Sesuatu itu adalah misinya, dan tiap-tiap misi berbeda bagi
masing-masing orang.
Jika engkau tak mengerjakannya, itu seperti sebuah pedang megah India
yang cuma dipakai untuk memotong daging.
Seperti juga halnya periuk emas, tapi hanya digunakan untuk menanak
lobak. Sebilah pisau cemerlang yang ditanamkan ke dinding hanya sebagai kait
gantungan.
Engkau bilang, “Tapi lihatlah, aku toh memanfaatkan pisau itu, bukan
kudiamkan begitu saja.”
Tidakkah itu terdengar menggelikan? Engkau bisa membeli sebuah paku besi
untuk itu.
Engkau bilang, “Tapi aku mencurahkan energiku untuk hal-hal yang hebat.
Aku belajar hukum dan folosofi dan logika dan astronomi dan kedokteran dan
segala hal lainnya.”
Tapi coba pikirkan, mengapa engkau melakukan semua itu. Itu semua
hanyalah cabang-cabang dari dirimu yang sesungguhnya.
Ingatlah tentang sumber keberadaanmu, kehadiran Tuhanmu. Serahkan
hidupmu kepada Dia yang telah memiliki setiap hirup nafas dan waktumu.
Bila tidak, engkau akan seperti si pemilik belati nan indah itu yang
memakukannya ke dinding dapur untuk menggantung sendok sayurnya. Engkau akan menyia-nyiakan
ketajaman yang amat berharga, mengabaikan kehormatanmu, dan misi hidupmu…”
***
Selanjutnya ada diskusi, beberapa bertanya dan Ustadz Harry menjawab.
Pertanyaan 1:
Bagaimanakah kita di usia yang muda ini, bisa mengenal misi kita itu apaKarena setiap hari berkutat untuk menyelesaikan kuliah, skripsi, pekerjaan, hangout dll?
Selanjutnya ada diskusi, beberapa bertanya dan Ustadz Harry menjawab.
Pertanyaan 1:
Bagaimanakah kita di usia yang muda ini, bisa mengenal misi kita itu apaKarena setiap hari berkutat untuk menyelesaikan kuliah, skripsi, pekerjaan, hangout dll?
Jawab :
Yang paling penting disadari dulu MISI HIDUP ini sebagai sebuah titik kesadaran atau titik pertaubatan dalam meyakini kebenaran tertinggi untuk menyeru kebenaran atau menolong agama Allah, menolong Ummat, atau membuat perubahan yang Allah ridhai dalam suatu bidang spesifik yang menggebu gebu untuk dilakukan.
Misalnya menolong anak yatim, melestarikan alam, membangun pertanian natural, mengkampanyekan makanan halal dan thoyyieb, memakmurkan masjid, menyelamatkan pemuda, mendidik keluarga keluarga, memakmurkan Indonesia dengan industri kreatif dstnya.
Jadi Misi Hidup ini jauh melampui kepentingan diri kita, ini tentang Ummat. Sambut saja dan jalani saja. Misalnya misi hidup, menolong anak yatim, ya mulai terlibat dalam perjuangan ini, bisa magang, bisa riset dll.
Bakat atau kompetensi bisa diarahkan pada bidang apapun.
Contoh apabila bakatnya suka kreatif, kuliahnya di IKJ, kompetensinya craft, maka bisa jadi solusi pada misi hidup untuk menolong anak yatim, misalnya melatih anak yatim utk berkarya membuat craft, sehingga bisa menjadi pendapatan. Banyak yayasan anak yatim, ketika beranjak pemuda, bergeser jadi yayasan faqir miskin, karena anak yatim tidak diberdayakan.
Pertanyaan 2:
Ustadz, izin bertanya bagaimana kita membedakan antara karir dan misi hidup? dapatkah kita menyelaraskan keduanya?
Jawab :
Karir itu bukan misi hidup, itu bagian dari misi hidup
misi hidup itu orientasinya menyeru kebenaran, menolong ummat dstnya
namun misi hidup memerlukan solusi atau karya solutif
nah itu diberikan dari kompetensi yang diasah lewat karir, atau bisnis
dll
di Barat, misi hidup itu karir, walhasil orientasinya dunia, dan ketika
semua tercapai, baik harta, popularitas dstnya lalu hampa dan berhenti
berjuang.
misi hidup ini tak mengenal pensiun, sampai mati.
Pak Habibie, sejak muda, misinya adalah memakmurkan Indonesia dengan
industry strategis.
Kompetensi beliau adalah engineer, arsitekt pesawat terbang dll , maka
ini dijadikan solusi bagi misinya untuk memakmurkan bangsa indonesia
Karir pak Habibie, pernah kerja di pabrik kereta api, pernah direktur
IPTN< pernah jadi menteri, pernah jadi presiden dll namun semua karir itu
hanya pendukung misinya. Karena pak Habibie, tidak pernah berhenti membuat
pesawat, baik menjabat atau tidak, baik jadi presiden maupun ketika pensiun.
Pertanyaan 3:
1. Step apa yang harus kami lakukan untuk membuat Visi,Misi keluarga. apakah visi,misi tersebut harus terkait antara visi misi keluarga, pribadi dan anak-anak
2. Terkait hal itu diatas saat ini saya juga sedang mencari mentor untuk mengecek Visi misi tsb dan konsultasi kurikulum buat anak-anak kami. mohon diarahkan kemana pak ust Harry.
1. Step apa yang harus kami lakukan untuk membuat Visi,Misi keluarga. apakah visi,misi tersebut harus terkait antara visi misi keluarga, pribadi dan anak-anak
2. Terkait hal itu diatas saat ini saya juga sedang mencari mentor untuk mengecek Visi misi tsb dan konsultasi kurikulum buat anak-anak kami. mohon diarahkan kemana pak ust Harry.
Jawab :
1. Mohon dimaknai dahulu makna
MISI
Dalam kajian FBL, bukan VISI MISI tetapi MISI VISI
Visi atau Vision itu What we want to be (jangka panjang, jangka menengah
atau jangka pendek)
Ini adalah sesuatu yang terlihat di masa depan,
biasanya beripa kata sifat/keadaan:
misalnya, utk jangka panjang
- saya/kami ingin menjadi keluarga yang bertaqwa dan masuk syurga, atau
- saya/kami akan menjadi keluarga terbaik dalam pendidikan atau rangking
satu di dunia
dll
atau jangka menengah/pendek
- saya/kami ingin menjadi pengusaha restoran yang paling thayyieb dan
paling halal di Indonesia
- saya/kami ingin memiliki 100 cabang dalam 10 tahun dll
Nah VISI itu karena sesuatu yang terlihat, maka sangat duniawi, rentan
menjadi OBSESI, dan berbahaya bahkan dilarang dalam Islam. Islam tentu tidak
melarang ummat Islam utk kaya, berkuasa, terkenal, namun jangan sampai
dijadikan tujuan.
Karenanya, yang perlu digali pertama kali baik pada Individu, Keluarga,
maupun Organisasi adalah MISI, karena MISI ini menjawab MENGAPA HARUS ADA DI
DUNIA.
Di Indonesia, kebanyakan perusahaan VISI dulu, baru MISI, karena MISI
diartikan langkah langkah mewujudkan VISI. Padahal langkah langkah mewujudkan
VISI disebut STRATEGI.
Tetapi perhatikan baik baik, bahwa kebanyakan perusahaan besar di dunia
adalah MISI dulu, atau menjawab dulu MENGAPA PERUSAHAAN MEREKA HARUS ADA DI
DUNIA, baru kemudian VISI nya sebagai hasil dari memperjuangkan MISI. Lalu STRATEGI atau langkah langkah mewujudkan
VISI.
Jadi pertama kali, adalah temukan MISI dulu, baru kemudian VISI dan
STRATEGI,
InsyaAllah kita bahas kemudian.
Tetapi yang jelas MISI ini adalah suatu yang besar, yang orientasinya
langit, tentang menolong Ummat, melampaui diri kita dan kesenangan atau
kebahagiaan pribadi. MISI bukan sesuatu yang sekedar ditulis dan ditempel di
dinding, namun sebagaimana ditulis sebelumnya
....titik kesadaran dan titik pertaubatan atas keyakinan pada suatu
kebenaran tertinggi (ALLAH SWT) untuk menyeru kebenaran, menolong agama Allah,
menyelamatkan Ummat, melakukan perubahan yang Allah ridhai dalam suatu bidang
yang menggebu gebu ingin diperjuangkan sampai akhir...
MISI HIDUP ini adalah SHIROTHOL MUSTAQIEM (QS 1:6-7) atau SABILA (QS
17:84) yang harus diminta kepada Allah, karena Allahlah yang paling tahu siapa
yang paling benar jalannya, dan inilah jalan yang harus diminta hanya kepadaNya
(Iyyaka na'budu/maksud, waiyyaka nasta'in
IHDINA SHIROTOL MUSTAQIEM )
Pertanyaan 4:
Tadi ustadz menyebutkan bahwa misi hidup tidak mengenal pensiun. Tapi saya mendapati di sekitar saya mempunyai pemikiran hidup itu untuk pensiun. Menjadi pegawai negeri adalah karir tertinggi, dan pensiun adalah yang paling dinanti setelah nya. Atau kekayaan adalah tolak ukur keberhasilan hidup. Dan pemikiran lain yang bertentangan dengan misi hidup yang saya pelajari.Terkadang saya terombang ambing dengan pendapat di sekitar.Susah untuk menyamakan atau sekedar memahamkan sekitar tentang misi hidup ini ustadz, dan terkadang ada rasa ingin membahagiakan sekitar dengan mewujudkan harapan mereka tadi.Apakah ada saran ustadz cara untuk menghadapi nya?
Jawab :
Teladan paling baik adalah Rasulullah SAW,
Beliau adalah pedagang hebat, berisitri saudagar hebat, secara kehidupan dalam ukuran dunia, sudah lebih dari cukup, dalam karir/bisnis dan pernikahan juga sosial. Lalu Allah berikan Beliau suatu TUGAS KENABIAN atau MISI KENABIAN (bukan VISI KENABIAN) yaitu untuk membawa Risalah Akhir Zaman atau menyeru Islam dengan karakteristik menyempurnakan akhlak manusia, membawa berita gembira dan peringatan, menebar rahmat bagi semesta.
MISI KENABIAN diberikan pada usia beliau 40 tahun, lalu kemudian sampai usia 63 tahun, Beliau berjuang menuntaskan MISI KENABIANNYA. Semua sumberdaya yang dimilikinya dicurahkan untuk memperjuangkan MISI KENABIAN sampai wafatnya.
Inilah keteladanan hidup yang terbaik, yaitu menjemput misi hidup lalu menjalankannya sampai Allah memanggil kita. Hanya orang2 yang optimis kepada Allah dan hari AKhir yang bisa meniru keteladanan Rasulullah SAW (QS 33:21)
Jadi Islam tak mengenal PENSIUN, apalagi Leha Leha menikmati harta sampai mati atau menikmati Karir sebagai kesenangan dunia semata, tetapi sepertiga akhir hidup mukmin (jika beriman kepada Allah dan hari Akhir, juga meneladani Rasulullah SAW) adalah pacuan amal eksponensial menuju finisih, akhir hidup yang Muthmainnah, karena Allah ridha.
Perbaiki cara pandang tentang hidup (Islamic Worldview) yang benar, dengan melihat dan meneladani kehidupan Rasulullah SAW dalam tahapan kehidupannya bukan hanya dalam ritual semata, maka kita akan kokoh menjalani kehidupan
Pertanyaan 5:
Saya ingin bertanya, menurut ustadz, skill apa saja yang harus saya kuasai di masa remaja saya?
Jawab :
ILMU itu ada fardu ain, dan ada fardhu kifayah
ILMU fardu ain, adalah ILMU (KNOWLEDGE atau SKILL) yang dibutuhkan dan
harus dikuasai dalam kehidupan. Imam Hambali menyebutnya sebagai ILMU yang
dibutuhkan dalam 24 jam sehari.
Jika kita breakdown, ILMU FARDU AIN meliputi
1. ILMU untuk memahami tatacara beribadah/bermualah ketika datang
kewajibannya. Misalnya, ketika Ananda sekarang sudah 16 tahun, sudah MUKALAF,
maka kewajiban ritual seperti sholat, shaum, sudah harus khatam. Ketika sudah
punya bisnis dan harta, maka Ilmu Jual Beli, Ilmu mengelola Harta termasuk
Zakat juga harus dikusasi. Jika sudah cukup dana HAJI, maka ilmu HAJJI harus
dikuasai. Jika sekarang sudah naksir perempuan, maka perlu persiapan menikah
termasuk ILMU MENIKAH (Fiqih Nikah) dstnya.
2. ILMU terkait MAKNA MAKNA KUNCI dalam kehidupan. Ini sering disebut
Islamic Worldview, misalnya makna Allah, makna Agama, makna Kenabian, makna
Kebahagiaan, makna Cinta, makna Kehidupan, makna Keluarga, makna Akhirat,
termasuk makna MISI HIDUP dstnya.
3. ILMU terkait WORKLIFE, atau Fitrah Bakat. Setiap orang memiliki bakat
yang kelak menjadi profesi atau bisnis, lalu diharapkan menjadi karya solutif
bagi Ummat. Maka Ilmu dan Keterampilan yang dibutuhkan sesuai BAKAT masing
masing manusia, perlu untuk dikuasai. Ini tiap orang berbeda.
Nanti jika sudah siap menikah, maka bukan hanya Fiqh Nikah, namun
Pertanyaan 6:
Misi hidup apakah erat kaitannya dengan bakat, kemampuan, dan interesting kita pada setiap kegiatan?
Terkadang kita yakin inilah misi hidup saya, tapi ditengah perjalanan ada sesuatu hal yang membuat menjadi tidak semangat atau mundur tidak melanjutkan. Jika seperti hal diatas lalu apa yang harus dibenahi ustadz?
Jawab :
Misi Hidup ada kaitannya dengan Bakat, tetapi Bakat bukan Misi hidup.
Bakat itu ibarat tongkat Musa AS, harus digunakan sebagai solusi dalam menyeru
kebenaran, bukan menjadi jalan hidup. Nabi Musa AS, bertahun2 menjadi peternak
sukses, disimbolkan dengan Tongkat Musa. Namun musa tak menjadikan kemampuan
bisnis beternaknya sebagai misi hidupnya, namun menggunakan tongkatnya sebagai
simbol kompetensinya untuk menjalankan MISI KENABIANnya atau Tugas Langitnya,
yaitu menyeru dan menyadarkan Fir'aun, membawa bani Israil ke tanah yang
dijanjikan. Adapun tongkatnya digunakan utk mengalahkan konspirasi tukang
sihir, membelah lautan dstnya.
Nah jika maju mundur, kemungkinan itu bukan misi hidup, karena misi
hidup itu mendatangkan energy berlimpah padahal tidak tahu ilmu dan caranya
bagaimana, hanya ada panggilan yang menggebu gebu dalam jiwa untuk melakukan
suatu perjuangan menolong ummat dalam suatu bidang.
Kalau bakat menjadi misi hidup, mungkin awalnya semangat, karena kita
menjalankan sesuatu yang kita senangi, tetapi pada sebuat titik hampa, karena
tiada sesuatu yang besar dalam jiwa yang menggebu gebu ingin dilakukan sampai
kapanpun.
Pertanyaan dicukupkan dan Sesi diakhiri dengan pesan dari Ustadz :
Tetap semangat ya para Pemuda dan Keluarga Muda
Tetap semangat ya para Pemuda dan Keluarga Muda
InsyaAllah saya mendampingi terus, karena ini MISI HIDUP saya
dan ditutup dengan salam.
***
Ini lebih Panjang dari perkiraan saya, dan perlu diketahui sesi ini berlangsung secara Kulwapp. Jadi Sebagian besar saya kutip langsung dari Ustadz Harry (semoga Ustadz berkenan). Sesungguhnya saya harus memperbaiki niat ketika menulis ini. Ada perasaan dalam diri yang meronta, saya tidak ingin setelah selesai acara ini tidak ada bekasnya, untuk itulah saya menulis ini, dan berencana melanjutkannya agar ilmunya lebih bermanfaat dan lebih melekat.
Semoga ada hikmah dan ilmu yang bisa diambil. See you next time!
dan ditutup dengan salam.
***
Ini lebih Panjang dari perkiraan saya, dan perlu diketahui sesi ini berlangsung secara Kulwapp. Jadi Sebagian besar saya kutip langsung dari Ustadz Harry (semoga Ustadz berkenan). Sesungguhnya saya harus memperbaiki niat ketika menulis ini. Ada perasaan dalam diri yang meronta, saya tidak ingin setelah selesai acara ini tidak ada bekasnya, untuk itulah saya menulis ini, dan berencana melanjutkannya agar ilmunya lebih bermanfaat dan lebih melekat.
Semoga ada hikmah dan ilmu yang bisa diambil. See you next time!
Comments
Post a Comment