“So which of the favors of your Lord would you deny?” – (Noble Qur'an - Surat Ar-Rahman 55:19-21)

[ENTRY POST] Belajar Urgensi Misi Hidup - FBL For Youth#1



Bismillah…
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
21 Juni 2020, 04.35 PMMasih dalam kondisi wabah Covid-19



Alhamduillahirabbil ‘alamin
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam,

Saya senang sekali bisa diberi kesempatan untuk belajar tentang Fitrah Based Life yang dibimbing langsung oleh Ustadz Harry Santosa. Kegiatannya sendiri berlangsung online selama kurang lebih 2 bulan, dan dibagi menjadi beberapa sesi. Untuk sampai saat ini, sudah berlangsung sekitar 3 Sesi dengan materi yang berbeda-beda. 




Alasan kenapa saya menulis ini karena saya ingin ilmu yang diberikan kepada saya lebih melekat, karena dengan menulis ini, saya mendengarkan dan membuka Kembali catatan-catatan saya, dan semoga ada yang membaca sehingga ada hal yang dapat diambil sebagai manfaat.




Sesi pembuka diawali dengan penjelasan apa itu misi hidup yang disampaikan oleh ustadz Harry Santosa. Ustadz menjelaskan secara rinci apa itu misi dimulai dari pengertian secara Bahasa. Mengutip dari Ustadz, Misi itu berasal dari Bahasa Inggris yaitu Mission. Dalam beberapa kamus Bahasa Inggris Misi artinya Duty yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya tugas. Ustadz mencontohkan penggunaan misi ini biasanya digunakan dalam dunia militer. Jika mengirimkan pasukan ke suatu tempat untuk melakukan sesuatu itu disebut mission.



Lebih lanjut, misi ini diarahkan ke dalam kehidupan kita di dunia. Tentu, kita dilahirkan ke dunia ini dengan sebuah tugas, karena mustahil Allah mengirim kita ke dunia tanpa membawa tugas. Maka akan muncul pertanyaan, apakah tugas kita di dunia ini? Atau lebih spesifiknya apa misi hidup kita?

Ustadz menjelaskan lebih lanjut tentan perbedaan antara Maksud dan Tugas. Maksud sendiri dalam Bahasa Inggris disebut Purpose. Manusia juga punya Purpose atau maksud di dalam hidupnya. Mengutip dari Ustadz Harry,
“Maksud manusia diciptakan, ini sepenuhnya otoritas Allah SWT, ini sifatnya Given. Dalam Islam sangat jelas, bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, tunduk dan patuh hanya kepadaNya. Maksud penciptaan untuk beribadah ini berlaku untuk semua makhluk yang diciptakan, termasuk Jin. "Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu" (QS 51 56).” 
Dari ayat ini sudah jelas bahwa maksud manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah, baik secara terpaksa maupun secara suka rela.

Dari ayat ini sudah jelas bahwa maksud manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah, baik secara terpaksa maupun secara suka rela.


Ustadz juga menyampaikan beberapa ayat lain yang berkaitand dengan tugas manusia diantaranya:

“…padahal kepadaNya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa …” (QS. Ali Imran: 83)



“… bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepadaNya.” (QS. Al-Baqarah: 116)

“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.”  (QS An-Nahl: 49)

“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gu-nung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan seba-gian besar daripada manusia?” (QS Al-Hajj: 18)

“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” (QS. Ar-Ra’d: 15)

Namun, lebih lanjut Ustadz menjelaskan bahwa Maksud itu berbeda dengan Tugas. Ustadz meyederhanakannya dengan : Setiap MAKSUD pasti manghendaki TUGAS. Kalau begitu, lalu apa tugas yang diberikan Allah kepada manusia? Sesuai dengan Surah Al Baqarah ayat 30 bahwa tugas manusia adalah menjadi Khalifah Allah di Muka Bumi.

“Khalifah adalah Tugas secara umum manusia. Manusia akan mencapai maksud Penciptaannya untuk beribadah kepada Allah, apabila menjalankan Tugasnya sebagai Khalifah dengan baik.” Ustadz Harry menjelaskan.

Selanjutnya dibahas tentang Tugas Spesifik. Ini ada kaitannya dengan alasan kehadiran kita di muka bumi sebagai bagian dari tugas umum manusia yaitu menjadi khalifah Allah di muka bumi. Alasan kehadiran kita di muka bumi ini adalah untuk menjadi khalifah versi kita masing-masing. Ustadz Harry menuturkan, “Apabila kita tak memiliki Misi Hidup di dunia, berarti kita tak menjalankan Tugas Khalifah Allah di Muka Bumi. Lalu apabila tak Menjalankan Tugas Khalifah Allah di Muka Bumi, maka tak tercapailah Maksud Penciptaan kita atau Maksud Allah menghadirkan kita untuk beribadah.”.

Ustadz Harry menganalogikannya sebagai berikut. Seorang pemilik perusahaan, ia memiliki dan mengelola perusahaan. Suatu saat ia ingin menghadirkan orang orang dengan maksud agar menjadi karyawan atau pekerja di perusahaannya. Tugas Umum para karyawan adalah tentu mewakilinya di perusahaan dalam rangka untuk ikut mengelola perusahaan. 

Namun mengelola perusahaan memiliki banyak tugas, ada yang bertugas marketing, perencanaan, operasional, produksi, pembelian dstnya. Tidak mungkin semua karyawan melakukan semua tugas.
Karenanya para karyawan tentu memiliki tugas spesifiknya masing masing. Nah tugas spesifik dari masing masing karyawan itulah yang disebut jobdesk, sehingga membuat karyawan itu memiliki alasan kehadiran atau makna kehadirannya selama di perusahaan.

Apabila ada orang, mengaku karyawan, lalu setiap hari masuk kantor, ia tahu bahwa ia hadir untuk mewakili pemilik perusahaan mengelola perusahaan, namun ia tak memiliki tugas spesifik atau job desk yang merupakan alasan kehadirannya di perusahaan, walau ia bekerja sungguh sungguh, berbuat banyak kebaikan, menolong karyawan lain, dsbnya, maka ia tetap dianggap bukan karyawan karena tak jelas tugas spesifiknya.

Begitulah manusia, dihadirkan di kerajaan Allah sebagai HambaNya, dengan tugas umum untuk menjadi wakil Allah di bumi milik Allah, maka manusia itu harus memiliki tugas spesifiknya sehingga itu merupakan alasan kehadirannya atau makna kehadirannya di Kerajaan Allah sehingga Allah menjadi ridha.

Lalu apabila seseorang hadir di muka bumi, mengaku Hamba Allah, menyadari tugasnya sebagai Khalifah Allah di muka bumi, namun tidak memiliki Tugas Spesifik di muka bumi, maka sesungguhnya ia tak melakukan apapun.

Tugas Spesifik itulah misi hidupnya, alasan kehadirannya di dunia, makna hidupnya, sekaligus petajalannya menuju Allah SWT.

ArRumi dalam prosanya



“Sebenarnya, hanya satu hal saja yang tak boleh engkau lupakan di dunia ini. Jika engkau melupakan hal yang lain, tak perlu khawatir. Tapi jika engkau mengingat semua hal lain itu tapi melupakan yang satu ini, maka engkau seperti tak mengerjakan apa-apa dalam hidupmu.

Itu seperti halnya ketika seorang Raja mengutusmu ke sebuah negeri untuk sebuah misi, lalu engkau mengerjakan seratus pekerjaan lainnya, dan tak melakukan tugas yang engkau telah diutus untuk itu.

Maka manusia datang ke dunia ini untuk mengerjakan sesuatu.

Sesuatu itu adalah misinya, dan tiap-tiap misi berbeda bagi masing-masing orang.

Jika engkau tak mengerjakannya, itu seperti sebuah pedang megah India yang cuma dipakai untuk memotong daging.

Seperti juga halnya periuk emas, tapi hanya digunakan untuk menanak lobak. Sebilah pisau cemerlang yang ditanamkan ke dinding hanya sebagai kait gantungan.

Engkau bilang, “Tapi lihatlah, aku toh memanfaatkan pisau itu, bukan kudiamkan begitu saja.”

Tidakkah itu terdengar menggelikan? Engkau bisa membeli sebuah paku besi untuk itu.

Engkau bilang, “Tapi aku mencurahkan energiku untuk hal-hal yang hebat. Aku belajar hukum dan folosofi dan logika dan astronomi dan kedokteran dan segala hal lainnya.”

Tapi coba pikirkan, mengapa engkau melakukan semua itu. Itu semua hanyalah cabang-cabang dari dirimu yang sesungguhnya.

Ingatlah tentang sumber keberadaanmu, kehadiran Tuhanmu. Serahkan hidupmu kepada Dia yang telah memiliki setiap hirup nafas dan waktumu.


Bila tidak, engkau akan seperti si pemilik belati nan indah itu yang memakukannya ke dinding dapur untuk menggantung sendok sayurnya. Engkau akan menyia-nyiakan ketajaman yang amat berharga, mengabaikan kehormatanmu, dan misi hidupmu…”


***
Selanjutnya ada diskusi, beberapa bertanya dan Ustadz Harry menjawab.

Pertanyaan 1:

Bagaimanakah kita di usia yang muda ini, bisa mengenal misi kita itu apaKarena setiap hari berkutat untuk menyelesaikan kuliah,  skripsi,  pekerjaan, hangout dll?



Jawab :

Yang paling penting disadari dulu MISI HIDUP ini sebagai sebuah titik kesadaran atau titik pertaubatan dalam meyakini kebenaran tertinggi untuk menyeru kebenaran atau menolong agama Allah, menolong Ummat, atau membuat perubahan yang Allah ridhai dalam suatu bidang spesifik yang menggebu gebu untuk dilakukan.

Misalnya menolong anak yatim, melestarikan alam, membangun pertanian natural, mengkampanyekan makanan halal dan thoyyieb, memakmurkan masjid, menyelamatkan pemuda, mendidik keluarga keluarga, memakmurkan Indonesia dengan industri kreatif dstnya.


Jadi Misi Hidup ini jauh melampui kepentingan diri kita, ini tentang Ummat. Sambut saja dan jalani saja. Misalnya misi hidup, menolong anak yatim, ya mulai terlibat dalam perjuangan ini, bisa magang, bisa riset dll. Adapun perkuliahan atau pengembangan kompetensi atau bakat tetap harus dijalankan, karena untuk menolong Ummat dalam suatu bidang, kita memerlukan Solusi yang berangkat dari kompetensi.


Bakat atau kompetensi bisa diarahkan pada bidang apapun.


Contoh apabila bakatnya suka kreatif, kuliahnya di IKJ, kompetensinya craft, maka bisa jadi solusi pada misi hidup untuk menolong anak yatim, misalnya melatih anak yatim utk berkarya membuat craft, sehingga bisa menjadi pendapatan. Banyak yayasan anak yatim, ketika beranjak pemuda, bergeser jadi yayasan faqir miskin, karena anak yatim tidak diberdayakan.



Pertanyaan 2:

Ustadz, izin bertanya bagaimana kita membedakan antara karir dan misi hidup? dapatkah kita menyelaraskan keduanya?

Jawab :

Karir itu bukan misi hidup, itu bagian dari misi hidup

misi hidup itu orientasinya menyeru kebenaran, menolong ummat dstnya
namun misi hidup memerlukan solusi atau karya solutif

nah itu diberikan dari kompetensi yang diasah lewat karir, atau bisnis dll

di Barat, misi hidup itu karir, walhasil orientasinya dunia, dan ketika semua tercapai, baik harta, popularitas dstnya lalu hampa dan berhenti berjuang.

misi hidup ini tak mengenal pensiun, sampai mati.

Pak Habibie, sejak muda, misinya adalah memakmurkan Indonesia dengan industry strategis.
Kompetensi beliau adalah engineer, arsitekt pesawat terbang dll , maka ini dijadikan solusi bagi misinya untuk memakmurkan bangsa indonesia
Karir pak Habibie, pernah kerja di pabrik kereta api, pernah direktur IPTN< pernah jadi menteri, pernah jadi presiden dll namun semua karir itu hanya pendukung misinya. Karena pak Habibie, tidak pernah berhenti membuat pesawat, baik menjabat atau tidak, baik jadi presiden maupun ketika pensiun.

Itulah misi hidup. Ia bukan karir, ia panggilan langit yang tak kenal pensiun, yang orientasinya bukan gajian atau jabatan, namun manfaat bagi ummat. Adapun berkarir atau bisnis dalam rangka menajamkan kompetensi atau bagian dari menjalankan Misi Hidup.


Pertanyaan 3:
1. Step apa yang harus kami lakukan untuk membuat Visi,Misi keluarga. apakah visi,misi tersebut harus terkait antara visi misi keluarga, pribadi dan anak-anak
2. Terkait hal itu diatas saat ini saya juga sedang mencari mentor untuk mengecek Visi misi tsb dan konsultasi kurikulum buat anak-anak kami. mohon diarahkan kemana pak ust Harry.



Jawab :

1.  Mohon dimaknai dahulu makna MISI
Dalam kajian FBL, bukan VISI MISI tetapi MISI VISI

Visi atau Vision itu What we want to be (jangka panjang, jangka menengah atau jangka pendek)
Ini adalah sesuatu yang terlihat di masa depan,

biasanya beripa kata sifat/keadaan:

misalnya, utk jangka panjang 
- saya/kami ingin menjadi keluarga yang bertaqwa dan masuk syurga, atau
- saya/kami akan menjadi keluarga terbaik dalam pendidikan atau rangking satu di dunia
dll
atau jangka menengah/pendek
- saya/kami ingin menjadi pengusaha restoran yang paling thayyieb dan paling halal di Indonesia
- saya/kami ingin memiliki 100 cabang dalam 10 tahun dll

Nah VISI itu karena sesuatu yang terlihat, maka sangat duniawi, rentan menjadi OBSESI, dan berbahaya bahkan dilarang dalam Islam. Islam tentu tidak melarang ummat Islam utk kaya, berkuasa, terkenal, namun jangan sampai dijadikan tujuan.

Karenanya, yang perlu digali pertama kali baik pada Individu, Keluarga, maupun Organisasi adalah MISI, karena MISI ini menjawab MENGAPA HARUS ADA DI DUNIA.

Di Indonesia, kebanyakan perusahaan VISI dulu, baru MISI, karena MISI diartikan langkah langkah mewujudkan VISI. Padahal langkah langkah mewujudkan VISI disebut STRATEGI.

Tetapi perhatikan baik baik, bahwa kebanyakan perusahaan besar di dunia adalah MISI dulu, atau menjawab dulu MENGAPA PERUSAHAAN MEREKA HARUS ADA DI DUNIA, baru kemudian VISI nya sebagai hasil dari memperjuangkan MISI.  Lalu STRATEGI atau langkah langkah mewujudkan VISI.

Jadi pertama kali, adalah temukan MISI dulu, baru kemudian VISI dan STRATEGI,
InsyaAllah kita bahas kemudian.

Tetapi yang jelas MISI ini adalah suatu yang besar, yang orientasinya langit, tentang menolong Ummat, melampaui diri kita dan kesenangan atau kebahagiaan pribadi. MISI bukan sesuatu yang sekedar ditulis dan ditempel di dinding, namun sebagaimana ditulis sebelumnya

....titik kesadaran dan titik pertaubatan atas keyakinan pada suatu kebenaran tertinggi (ALLAH SWT) untuk menyeru kebenaran, menolong agama Allah, menyelamatkan Ummat, melakukan perubahan yang Allah ridhai dalam suatu bidang yang menggebu gebu ingin diperjuangkan sampai akhir...

MISI HIDUP ini adalah SHIROTHOL MUSTAQIEM (QS 1:6-7) atau SABILA (QS 17:84) yang harus diminta kepada Allah, karena Allahlah yang paling tahu siapa yang paling benar jalannya, dan inilah jalan yang harus diminta hanya kepadaNya (Iyyaka na'budu/maksud, waiyyaka nasta'in  IHDINA SHIROTOL MUSTAQIEM )

 2. InsyaAllah ada panduan dan langkah langkah untuk membantu memudahkan menemukan MISI HIDUP.



Pertanyaan 4:

Tadi ustadz menyebutkan bahwa misi hidup tidak mengenal pensiun. Tapi saya mendapati di sekitar saya mempunyai pemikiran hidup itu untuk pensiun. Menjadi pegawai negeri adalah karir tertinggi, dan pensiun adalah yang paling dinanti setelah nya. Atau kekayaan adalah tolak ukur keberhasilan hidup. Dan pemikiran lain yang bertentangan dengan misi hidup yang saya pelajari.Terkadang saya terombang ambing dengan pendapat di sekitar.Susah untuk menyamakan atau sekedar memahamkan sekitar tentang misi hidup ini ustadz, dan terkadang ada rasa ingin membahagiakan sekitar dengan mewujudkan harapan mereka tadi.Apakah ada saran ustadz cara untuk menghadapi nya?



Jawab :

Teladan paling baik adalah Rasulullah SAW,

Beliau adalah pedagang hebat, berisitri saudagar hebat, secara kehidupan dalam ukuran dunia, sudah lebih dari cukup, dalam karir/bisnis dan pernikahan juga sosial. Lalu Allah berikan Beliau suatu TUGAS KENABIAN atau MISI KENABIAN (bukan VISI KENABIAN) yaitu untuk membawa Risalah Akhir Zaman atau menyeru Islam dengan karakteristik menyempurnakan akhlak manusia, membawa berita gembira dan peringatan, menebar rahmat bagi semesta.

MISI KENABIAN diberikan pada usia beliau 40 tahun, lalu kemudian sampai usia 63 tahun, Beliau berjuang menuntaskan MISI KENABIANNYA. Semua sumberdaya yang dimilikinya dicurahkan untuk memperjuangkan MISI KENABIAN sampai wafatnya.

Inilah keteladanan hidup yang terbaik, yaitu menjemput misi hidup lalu menjalankannya sampai Allah memanggil kita. Hanya orang2 yang optimis kepada Allah dan hari AKhir yang bisa meniru keteladanan Rasulullah SAW (QS 33:21)

Jadi Islam tak mengenal PENSIUN, apalagi Leha Leha menikmati harta sampai mati atau menikmati Karir sebagai kesenangan dunia semata, tetapi sepertiga akhir hidup mukmin (jika beriman kepada Allah dan hari Akhir, juga meneladani Rasulullah SAW) adalah pacuan amal eksponensial menuju finisih, akhir hidup yang Muthmainnah, karena Allah ridha. 


Perbaiki cara pandang tentang hidup (Islamic Worldview) yang benar, dengan melihat dan meneladani kehidupan Rasulullah SAW dalam tahapan kehidupannya bukan hanya dalam ritual semata, maka kita akan kokoh menjalani kehidupan

Pertanyaan 5:

Saya ingin bertanya, menurut ustadz, skill apa saja yang harus saya kuasai di masa remaja saya?

Jawab :

ILMU itu ada fardu ain, dan ada fardhu kifayah

ILMU fardu ain, adalah ILMU (KNOWLEDGE atau SKILL) yang dibutuhkan dan harus dikuasai dalam kehidupan. Imam Hambali menyebutnya sebagai ILMU yang dibutuhkan dalam 24 jam sehari.

Jika kita breakdown, ILMU FARDU AIN meliputi
1. ILMU untuk memahami tatacara beribadah/bermualah ketika datang kewajibannya. Misalnya, ketika Ananda sekarang sudah 16 tahun, sudah MUKALAF, maka kewajiban ritual seperti sholat, shaum, sudah harus khatam. Ketika sudah punya bisnis dan harta, maka Ilmu Jual Beli, Ilmu mengelola Harta termasuk Zakat juga harus dikusasi. Jika sudah cukup dana HAJI, maka ilmu HAJJI harus dikuasai. Jika sekarang sudah naksir perempuan, maka perlu persiapan menikah termasuk ILMU MENIKAH (Fiqih Nikah) dstnya.

2. ILMU terkait MAKNA MAKNA KUNCI dalam kehidupan. Ini sering disebut Islamic Worldview, misalnya makna Allah, makna Agama, makna Kenabian, makna Kebahagiaan, makna Cinta, makna Kehidupan, makna Keluarga, makna Akhirat, termasuk makna MISI HIDUP dstnya.

3. ILMU terkait WORKLIFE, atau Fitrah Bakat. Setiap orang memiliki bakat yang kelak menjadi profesi atau bisnis, lalu diharapkan menjadi karya solutif bagi Ummat. Maka Ilmu dan Keterampilan yang dibutuhkan sesuai BAKAT masing masing manusia, perlu untuk dikuasai. Ini tiap orang berbeda.

Nanti jika sudah siap menikah, maka bukan hanya Fiqh Nikah, namun

4. ILMU terkait Fitrah Seksualitas dan Generatif, yaitu ILMU mendidik anak, ilmu menjadi Ayah/Ibu yang baik dstnya.

Pertanyaan 6:

Misi hidup apakah erat kaitannya dengan bakat, kemampuan, dan interesting kita pada setiap kegiatan?
Terkadang kita yakin inilah misi hidup saya, tapi ditengah perjalanan ada sesuatu hal yang membuat menjadi tidak semangat atau mundur tidak melanjutkan. Jika seperti hal diatas lalu apa yang harus dibenahi ustadz?



Jawab :

Misi Hidup ada kaitannya dengan Bakat, tetapi Bakat bukan Misi hidup. Bakat itu ibarat tongkat Musa AS, harus digunakan sebagai solusi dalam menyeru kebenaran, bukan menjadi jalan hidup. Nabi Musa AS, bertahun2 menjadi peternak sukses, disimbolkan dengan Tongkat Musa. Namun musa tak menjadikan kemampuan bisnis beternaknya sebagai misi hidupnya, namun menggunakan tongkatnya sebagai simbol kompetensinya untuk menjalankan MISI KENABIANnya atau Tugas Langitnya, yaitu menyeru dan menyadarkan Fir'aun, membawa bani Israil ke tanah yang dijanjikan. Adapun tongkatnya digunakan utk mengalahkan konspirasi tukang sihir, membelah lautan dstnya.

Nah jika maju mundur, kemungkinan itu bukan misi hidup, karena misi hidup itu mendatangkan energy berlimpah padahal tidak tahu ilmu dan caranya bagaimana, hanya ada panggilan yang menggebu gebu dalam jiwa untuk melakukan suatu perjuangan menolong ummat dalam suatu bidang.

Kalau bakat menjadi misi hidup, mungkin awalnya semangat, karena kita menjalankan sesuatu yang kita senangi, tetapi pada sebuat titik hampa, karena tiada sesuatu yang besar dalam jiwa yang menggebu gebu ingin dilakukan sampai kapanpun.

Apa yang bisa menjelaskan Robin Wiliams, seorang berbakat hebat, disenangi banyak orang, karyanya luarbiasa, kayaraya karena karyanya, namun pada sebuah titik ia merasa hampa lalu bunuh diri?

Pertanyaan dicukupkan dan Sesi diakhiri dengan pesan dari Ustadz :
Tetap semangat ya para Pemuda dan Keluarga Muda
InsyaAllah saya mendampingi terus, karena ini MISI HIDUP saya
dan ditutup dengan salam.

***

Ini lebih Panjang dari perkiraan saya, dan perlu diketahui sesi ini berlangsung secara Kulwapp. Jadi Sebagian besar saya kutip langsung dari Ustadz Harry (semoga Ustadz berkenan). Sesungguhnya saya harus memperbaiki niat ketika menulis ini. Ada perasaan dalam diri yang meronta, saya tidak ingin setelah selesai acara ini tidak ada bekasnya, untuk itulah saya menulis ini, dan berencana melanjutkannya agar ilmunya lebih bermanfaat dan lebih melekat.

Semoga ada hikmah dan ilmu yang bisa diambil. See you next time!

Comments

Popular Posts