Sampah dan Tempat Sampah
Bismillah..
Dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
“You know garbage? I know
the answer is definitely yes. But. Do you understand what the meaning of
garbage? If you don’t know, let me tell
ya~ It is a place that You should throw your unuseful-trash-everything unwanted
things - in.”
Akhirnya saya menulis
ini. SAMPAH.
Sudah semenjak SMA saya ingin menulis hal ini. Sampah. Bukan dalam arti
berbeda tapi sampah dalam arti sesungguhnya. Keiinginan saya menulis tentang
hal ini menjadi sangat-sangat-sangat besar ketika saya–temporary- hidup
di kota ini. Dimana sampah menjadi salah satu menyebab timbulnya bencana
tahunan so called banjir. Keinginan lain juga didukung oleh kakak saya.
/tolong jangan anggap ini negatif/
Kejadian bermula ketika kami sekeluarga anak-anak si Mamah pergi
bersama, anggap saja hanya untuk jalan-jalan cari angin, yang berujung membeli
es krim lalu pulang. Eskrim dimakan saat perjalan pulang /let me cry, this
story is really unnecessary/. Untuk memakan eskrim yang kita sebut cornet*
kita haru membuka atasnya dan membuangnya bukan? Hal ini yang dilakukan kakak
saya. So, What is wrong wif that? Oh I forgot to mention that He
thrown that cover /or so whatever called/ outside the car by rolling down the
window. Saya marah So I was telling him to keep that trash inside and
throw it later. Sebenarnya ceritanya tidak seperti ini tapi saya membuatnya
lebih simple.
Maksud saya begini. Kenapa saya marah ketika sampah itu dibuang? Tentu
saja itu akan menyebabkan bertambahnya volume sampah di jalan yang sama dengan
ruang publik. Tempat di mana yang hidup di situ bukan hanya kita atau kamu atau
dia seorang, tapi orang banyak. Maybe you can be careless, but do you thing
other people will think the same? Mungkin kita sering mendengar hal ini
“Kamu melakukan hal itu = 1000 orang lainnya mungkin melakukan hal yang sama” .
Jadi jangan pernah berpikir hanya anda yang melakukannya sehingga itu tidak
akan menjadi masalah besar. Coba pikirkan, kalau ada 1000 orang yang berpikiran
sama seperti anda melakukan hal yang sama, di tempat yang sama akan menjadi apa
ruang publik kita?
Sampah plastik. Plastik = tidak bisa didegradasi secara alami,
setidaknya butuh waktu puluhan tahun untuk mendegradasi sampah plastic kecil
seperti bungkus permen. Anda bisa menyimpan sampah plastik kecil yang kita
sebut bungkus permen itu ke dalam saku anda atau ke dalam tas anda dan
membuangnya ketika anda menemukan tempat sampah. Saya piker ini bukan hal yang
sulit. Begitupun dengan sampah lain yang lebih besar. Bungkus yang lebih besar
bisa anda lipat terlebih dahulu jika anda tidak menemukan tempat sampah. Kenapa
selalu ‘buanglah sampah pada tempatnya’?. Karena sampah dan tempat sampah
adalah keluarga. Tidak ada seorangpun yang bisa memisahkan mereka kecuali
orang-orang so called stupid who thinks that garbage is all around public
room. Sepeti layaknya kita, kemanapun kita pergi, dengan siapapun kita
pergi, seberapa lamapun kita pergi akan berujung dengan kata pulang ke rumah.
Rumah untuk sampah adalah tempat sampah. That’s it,
Sekecil apapun sampah akan tetap
menjadi sampah. Sekarang, mari kita memulai untuk menghargai orang lain dengan
cara menghargai diri kia sendiri. Harga diri anda tidak akan turun karena anda
menyimpan sampah lalu mebuangnya ke tempat yang benar. Sebaliknya harga diri
anda akan turun ketika anda membuang sampah sembarang. I am not saying this
for nothing. Ketika anda berpikir menyimpan sampah dari pada membuangnya
sembarangan adalah hal yang tidak cool. Coba lihat kembali otak anda
mungkin ada yang salah. The ‘cool’ thing is doing anything right, not doing
anything you want to but hurt everyone else. Kenapa saya katakana hurt
everyone else? Karena, setidaknya ketika anda melihat sampah berserakan
anda merasa tidak nyaman bukan?.
So Please, from now on put/throw
the trash on to Its place. Don’t make yourself look so stupid by placing trash
everywhere you want. And yes, do it everywhere, anytime, and in any conditions.
You only live once, don waste your time but hurting other people. And this is
the last lets change the world to be a better place for the sake our life, our
children’s life, our grandchild’s life by do the little thing called throwing
the trash to the right place.
Oke ini sepertinya tidak
sesuang dengan apa yang Saya pikirkan. Pertama-tama Saya harus meminta maaf
kepada kakak saya karena telah mencemarkan nama baiknya- Boy, I love you tapi
tidak dengan kelakuan –membuang-sampah-sembarangn. Jujur saja, saya pernah
menegur orang yang tidak sama sekali saya kenal karena dia membuang sampah
sembarang. Setiap orang menginginkan lingkungannya bersih but people please
watch your attitude. Beginilah saya, membuang sampah sembarangan adalah
salah satu musuh terbesar saya. memang hadist yang mengatakan “kebersihan sebagian dari iman”
adalah tidak shahih. Tapi itu tidak berarti anda boleh mengotori lingkungan
anda. Please excuse my-poor-bad-not so good English. I am still learning. As
you know, I hate ma self for not doing good wif my English lessons in school.
Whoops!
Comments
Post a Comment