[TULISAN] Tenang aja, ada Allah kok!
Bismillah..
Dengan nama Allah yang Maha pengasih Maha Penyayang
27 Mei 2015 08.26 PM
Sekali lagi, saya bingung harus memulai dari mana.
PS: Thanks to Oktavia Damayanti! Sayang Okta
Dengan nama Allah yang Maha pengasih Maha Penyayang
27 Mei 2015 08.26 PM
Sekali lagi, saya bingung harus memulai dari mana.
Beberapa hari yang lalu, Saya membaca status Facebook teman saya, Okta, tentang tawakkal. Detik itu juga tersadar akan sesuatu. Sesuatu yang seharusnya saya lakukan, seharusnya semua orang melakukannya. Arti kata tawakkal itu sendiri menurut bahasa adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah. Tawakkaltu ‘Alallah. Tawakkal dilakukan tentu saja setelah kita ber-usaha.
Mahasiswa tingkat akhir seperti saya, sangat membutuhkan dukungan moril entah dari siapapun. Orang tua, teman, sahabat, dan Dosen tentu saja. Itu pikir saya. Belakangan dukungan moril seperti kata-kata “semangat kak!”, “sukses TA-nya”, dan “Didoain semoga cepat selesai” sangat saya butuhkan. Naïf mungkin, lama-kelamaan saya semakin haus akan kata-kata itu. Seperti terbuai, inginnya diberi semangat, inginnya ini itu. Saya menjadi MANJA! Lemah! Bukannya semakin bersemangat malah meminta lebih. Meyedihkan bukan? Tapi bukan berarti kita tidak butuh semangat dari orang lain. We still need it tapi bagaimana caranya itu bisa setidaknya bisa menghibur kita, bukan malah ingin disemangati lagi dan lagi tanpa munculnya semangat itu sendiri dari dalam diri kita.
Status Okta mengispirasi saya lebih dari itu, memotivasi saya. Saya punya Allah. Allah selalu ada buat saya kapanpun, dimanapun, sesulit apapun masalah saya. Allah selalu ada di tempat yang sama, lebih dekat dari urat nadi. Hal yang harus saya lakukan adalah mendekat, lebih dekat lagi, dan lebih dekat lagi. Allah akan melakukan hal yang sama, begitu bukan? Bahkan ketika kita mendekat sambil berjalan Allah akan berlari. Saya seperti diingatkan kembali bahwa hanya kepada Allah lah kita berserah diri, Allah lah yang kita butuhkan, bukan hanya saat kita butuh, bukan hanya saat kita susah. Tetapi lebih dari itu, kita butuh Allah dalam segala hal.
Saya teringat 4 tahun lalu ketika masa-masa ujian nasional SMA. Kami berlomba-lomba mencari motivasi enta motivasi seperti apa yang kami cari. Saat itu teman saya berkata “Motivasi yang paling besar adalah motivasi yang dating dari diri sendiri.” Demikian, saya tersadar, kitalah pemegang tombak kehidupan kita, kitalah yang mengarahkan hidup kita, dan tentu saja kita sendiri yang tahu kita ini siapa, kita ini bagaimana. Setiap orang berbeda, tentu saja kebutuhan motivasinya berbeda. Lalu bagaimana bila motivasi itu tidak datang dengan sendirinya? Menurut saya, Saat kondisi kita seperti itu, kita hanya butuh orang untuk menenangkan hati gundah kita. Kita hanya butuh orang untuk mengingat kembali apa motivasi kita untuk melakukan sesuatu tersebut in the first place.
Ada missing story di sini. Seharusnya saya menyampaikannya tetapi hal itu terlalu pribadi. Yah, walaupun begitu semoga tidak mengurangi esensi dari tulisan ini. Untuk sahabat yang sekarang sedang mengerjakan tugas akhirnya, tetap semangat. Kita seperjuangan! Ingat selalu Allah, Allah lagi, Allah terus~~! Saya teringat tweet “Alhamdhulillaah” tadi pagi, “When you’ve done everything you can do, that’s when Allah will step in and do what you can’t do”! GAES, TENANG AJA ADA ALLAH KOK Selamat Bercin-TA! Semoga hari anda menyenangkan!
PS: Thanks to Oktavia Damayanti! Sayang Okta
Comments
Post a Comment