[TULISAN] Me? Regret. Nothing
Bismillah…
Dengan nama Allah yang
maha Pengasih maha penyayang
Berbicara masalah malas.
Baru
saja beberapa jam yang lalu saya dan teman-teman berdiskusi. Bukan tentang
masalah malas itu memang. Kami berbicara tentang penelitian, tugas akhir kami. Mendekati
akhir diskusi, salah satu teman kami berbicara tentang pesan yang dia dapat
dari dosen pembimbingnya. Malas pangkal gila. Pesan simple
yang semua orang mengerti. Tetapi sepenggal kalimat ini berhasil menampar saya.
Tamparan keras yang mempu membangunkan saya.
Selama ini saya mengutuk diri saya sendiri. Terlalu banyak
kesalahan yang saya lakukan. Tetapi saya terlalu keras kepala untuk menyesali. Tentu
saja karena moto bodoh saya “Saya tidak
akan pernah menyesal atas semua keputusan yang saya ambil”. Saya pikir
penyesalan bukan jalan keluar terbaik untuk itu saya tidak mengambilnya
alih-alih saya berjalan terus dengan apa yang ada sekarang. Terdengar bodoh,
saya tahu. Tidak banyak yang bisa saya lakukan, roda kehidupan tidak akan
berhenti walaupun saya hanya diam. Roda akan berputar lebih cepat kalau saya
bergerak yang berarti semakin cepat pula saya sampai di tujuan saya.
Ah, hidup. Siapa yang menyangka hidup akan seperti ini. Setiap
langkah yang berayun selalu mengingatkan saya akan arti hidup yang baru. Setiap
detik yang berjalan membuat saya mengerti kenapa saya hidup. Setiap napas yang
berhembus mengingatkan saya untuk siapa saya hidup. Setiap janji ang diucapkan
pasti akan dimintai pertanggung jawaban. Mengingatkan saya akan berapa banyak
janji yang harus saya penuhi. Semangat ini tak akan pernah padam sampai hari
nanti, di saat saya tak mampu lagi menuliskan kata-kata di lembar putih ini.
Apalah saya ini hanya bisa menuliskan apa yang terlintas
dipikiran tanpa bisa menyuarakannya. Apalah saya ini hanya bisa berjuang untuk
memenuhi janji-janji yang terlanjur diucapkan.
Comments
Post a Comment